Jumat, 15 Juni 2012

Pengaruh Kadar Cahaya terhadap Pembentukan Klorofil pada Tanaman Bayam


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Fotosintesis merupakan proses yang penting bagi kehidupan didunia karena sebagai sumber energi bagi semua makhluk hidup. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang berwarna hijau, yang mana pada daun hijau tersebut terdapat senyawa hijau daun yang disebut dengan klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya matahari. Terbentuknya klorofil ini erat kaitannya dengan adanya cahaya matahari.
Pada praktikum ini kami ingin membuktikan adanya pengaruh cahaya matahari terhadap pembentukan klorofil. Untuk itu, dilakukan percobaan pada tanaman bayam (Amaranthus sp) yang hidup di tempat ternaung (gelap) dan di tempat yang terdedah (terang).
1.2    TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pembentukan klorofil pada tanaman bayam.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1    KAJIAN TEORI
Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang terdiri atas satuan-satuan kecil energi yang disebut kuantata atau foton dengan kecepatan ( c) pemindahan 3 x 108 ms-1 serta memiliki frekuensi dan panjang gelombang. Cahaya diserap dalam tumbuhan melalui pigmen-pigmen khusus (atau kumpulan dari pigmen-pigmen), terutama klorofil. Ada beragam klorofil yang telah berhasil ditemukan (a, b, c, d dan e) meskipun pada tumbuhan hijau hanya mengandung klorofil a dan b. Pada beberapa ganggang eukariotik, klorofil b dapat digantikan oleh klorofil c dan d. pigmen utama lainnya yang menyerap cahaya adalah karotenoid dan fikobilin yang dijumpai pada beberapa jenis alga dan sianobakteria. (Firdaus, dkk. 2006)
Seluruh benda hidup memerlukan energi, tidak saja untuk pertumbuhan dan reproduksi tetapi juga untuk mempertahankan kehidupan itu sendiri. Energi ini berasal dari energi kimia dalam makanan yang dikonsumsi, sedangkan makanan itu asalnya dari proses fotosintesis. Jadi melalui tumbuhan hijau energi radiasi dari matahari ditangkap dan dijadikan makanan tersedia bagi benda hidup, kecuali sumber energi yang digunakan oleh beberapa jenis bakteri. Fotosintesis adalah satu – satunya proses yang membentuk senyawa – senyawa organik yang mengakibatkan tersimpannya sejumlah energi. (Tjitrosomo, 1983)
Proses fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses dimana terjadi sintesis karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang memiliki klorofil dengan adanya cahya matahari dan dibebaskan gas oksigen (Heddy, 1990).
Untuk terjadinya fotosintesis energi dalam bentuk elektron yang tereksistensi pada bagian pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai  pusat reaksi. Ada dua macam pusat reaksi yang terdapa dalam membrane thilakoid keduanya merupakan molekul klorofil a yang berabsorbsi dengan protein tertentu komponen-komponen membrane lainnya. (Lakitan, 1993)
Pigmen penyerap cahaya pada membran tilakoid disusun dalam suatu rangkaian fungsional atau kelompok. Pada kloroplas bayam, kelompok ini disebut fotosistem, mengandung kira-kira 200 molekul klorofil dan kira-kira 50 molekul karotenoid. Kelompok ini dapat menyerap cahaya melebihi seluruh spectrum cahaya tampak, tetapi khususnya menyerap dengan baik antara 400 sampai 600 sampai 700 nm. Semua molekul pigmen didalam fotosistem dapat menyerap foton, tetapi hanya ada satu molekul dalam setiap kelompok yang benar-benra dapat mengubah cahaya menjadi energi kimia. (Lihninger,2003)
Klorofil a yang disebut dengan fikoresen yang menerima sinar dan mengembalikannya dalam gerak yang berlainan. Klorofil akan tampak hijau tua tetapi jika sinar direfleksikan atau akan tampak seperti merah darah, sedangkan klorofil b berwarna cerah dan akan tampak merah coklat karena banyak menyerap sinar merah dan nila.
Klorofil a tidak hanya berperan dalam pemanenan cahaya, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia, dan bertindak sebagai penyumbang elektron utama maupun penerima elekton utama.
Daun yang ternaung lebih banyak menggunakan energi untuk menghasilkan pigmen pemanen cahaya yang memungkinnya mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah terbatas yang mengenainya. Apalagi, kloroplas di daun yang ternaungi menjadi tersusun secara fototaksis dalam pola  yang memaksimumkan penyerapan cahaya. (Salisbury, dkk. 1995)
Pada tumbuhan tinggi, klorofil terdiri dari dua jenis pigmen: klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau-biru, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna kuning-hijau, unsur-unsur magnesium merupakan 2,7% dari klorofil. Proporsi dari kedua pigmen ini agak berbeda pada berbagai tumbuhan, tetapi rata tumbuhan bunga nisbah kandungan kedua pigmen ini sekitar tiga bagian klorofil a dan satu bagian klorofil  b.
Klorofil mudah larut dalam pelarut-pelarut seperti aseton dan alkohol. Dalam larutan, klorofil menunjukkan sifat fluoresensi berwarna merah yang artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang diteruskan tetapi merah tua pada cahaya yang dipantulkan. (Tjitrosomo, 1990)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil adalah faktor pewarnaan, faktor cahaya, faktor oksigen, faktor air, faktor karbohidrat, dan faktor temperatur. (Dwidjosoeputro, 1991)

2.2    HIPOTESIS
Adanya pengaruh cahaya terhadap pembentukan klorofil pada tanaman bayam.



BAB III
METODE

3.1    ALAT DAN BAHAN
v Alat
·      Spektrofotometer type spectronic 20
·      Mortar
·      Kuvet
·      Gelas Ukur volume 10 ml
·      Beaker glass volume 25 ml
·      Timbangan ‘Ohouse
·      Tabung film hitam
·      Botol aquades
·      Corong
·      Kertas saring
·      Tissue
v Bahan
·      Tanaman Bayam (Amaranthus sp)
·      Alkohol 96%
·      Aquadest

3.2    CARA KERJA
1.    Dipetik daun keempat dari pucuk masing-masing tanaman bayam yang telah ditumbuhkan pada kondisi terang dan gelap.
2.    Ditimbang sebanyak 0,1 gr setiap cuplikan daun, kemudian digerus dengan mortar. Selanjutnya diektraksi dengan alkohol 96% hingga semua larut.
3.    Ekstraksi klorofil disaring dengan corong dan kemudain fitratnya diencerkan dengan alkohol hingga mencapai volume 10 ml. Kemudian simpan dalam tabung film hitam.
4.    Alat spektrometer 20 dikalibrasi dengan menggunakan kuvet yang berisi larutan blanko alkohol 96%.
5.    Masing-masing filtrat tadi diukur absorbsinya pada panjang gelombang 665 nm dan 649 nm.
6.    Kadar alkohol a, b, dan total dihitung dengan rumus
Klorofil a         = 13,7 A665 – 5,76 A649
Korofil b          = 25,8 A649 – 7,6 A665
Toatal              = 6,1 A665 +20,04 A649
7.  Catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1    HASIL PENGAMATAN
KONDISI
PANJANG GELOMBANG
KADAR KLOROFIL (mg.L-1)
a
B
Total
Gelap
1.    A. 649=0,98
12,4392
15,252
27,6912

2.    A. 665=1,32
Terang
1.    A. 649=1,03
12,5622
16,314
28,8762

2.    A. 665=1,35

Keterangan :
Kondisi Ternaung (Gelap)
ü Klorofil a = 13,7 A665 – 5,76 A649
            = 13,7 (1,32) – 5,76 (0,98)
            = 18,084 – 5,6448
            = 12,4392
ü Klorofil b = 25,8 A649 – 7,6 A665
                 = 25,8 (0,98) – 7,6 (1,32)
                 = 25,284 – 10,032
                 = 15,252
ü Total         = 6,1 A665 + 20,04 A649
            = 6,1 (1,32) + 20,04 (0,98)
            = 8,052 + 19,6392
            =  27,6912
Kondisi Terdedah (Terang)
ü Klorofil a = 13,7 A665 – 5,76 A649
                 = 13,7 (1,35) – 5,76 (1,03)
                 = 18,495 – 5,9328
                 = 12,5622
ü Klorofil b = 25,8 A649 – 7,6 A665
                 = 25,8 (1,03) – 7,6 (1,35)
                 = 26,574 – 10,26
                 = 16,314
ü Total         = 6,1 A665 + 20,04 A649
                 = 6,1 (1,35) + 20,04 (1,03)
                 = 8,235 + 20,6412
                 = 28,8762
4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada kondisi terdedah (terang), klorofil yang ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan kondisi ternaung (gelap).
Hal ini dikarenakan cahaya yang diserap oleh pigmen klorofil memberikan cahaya yang diperlukan dalam prosese fotosintesis hal ini dapat digunakan dalam menentukan apa yang disebut spektrum aksi dari fotosintesis yaitu dengan menentukan kapasitas cahaya yang sama kuatnya dari cahaya monokromatik berbagai panjang gelombang yang dipancarkan pada daun hijau dan kecepatan fotosintesis diukur ternyata bahwa gelombang cahaya biru dan cahaya merah adalah yang paling efektif (Loveless, 1987).
Pada tempat yang terang memungkinkan terjadinya berfotosintesis dari zat hijau daun. Oleh karena itu pada kondisi ini akan banyak diperoleh klorofil sehingga dapat dibuktikan intensitas cahaya matahari yang ditangkap oleh daun bayam disebabkan oleh perbedaan tempat tumbuh.
Kemampuan bersaing tumbuhan untuk cahaya tergantung luas daun yang berada pada saat tumbuh dan struktur tubuh tumbuhan tersebut. Makin tinggi intensitas cahaya mencapai tumbuhan dimana daunnya makin jauh cahaya maka laju fotosintesis menjadi maksimum (Dwidjoseputro, 1992).
Pada percobaan ini, gerusan daun bayam dilarutkan dengan alkohol sebab klorofil tidak bisa larut dalam air biasa (aquadest). Sesuai dengan teorinya yaitu : Klorofil mudah larut dalam pelarut-pelarut seperti aseton dan alkohol. Dalam larutan, klorofil menunjukkan sifat fluoresensi berwarna merah yang artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang diteruskan tetapi merah tua pada cahaya yang dipantulkan. (Tjitrosomo, 1990)
Namun, pada praktikum kali ini, perbedaan total klorofil pada tempat ternaung dan terdedah tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Hal ini disebabkan oleh pada saat tanaman bayam yang ternaung dipindahkan ke dalam laboratorium terlalu lama dibiarkan sebelum dilakukan percobaannya. Sehingga klorofil pada daun ternaung tersebut dapat menyerap cahaya matahari dan melakukan fotosintesis.






BAB V
KESIMPULAN

5.1    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mengamati pengaruh kadar cahaya terhadap pembentukan klorofil, maka didapatkan kesimpulan bahwa:
ü  Fotosintesis adalah penyusunan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil.
ü  Dalam proses forosintesis diperlukan 4 bahan utama yaitu, karbondioksida, air, cahaya matahari, dan klorofil.
ü  Kadar cahaya matahari berpengaruh terhadap pembentukan klorofil, yaitu semakin banyak kadar cahaya matahari, maka semakin banyak klorofil yang dibentuk,begitu juga sebaliknya.
ü  Jenis klorofil pada tumbuhan hijau ada dua, yaitu klorofil a dan klorofil b.
ü  Jumlah klorofil a lebih banyak dibandingkan dengan jumlah klorofil b.
ü  Klorofil merupakan pigmen hijau daun yang berperan menyerap energi cahaya matahari secara langsung.
ü  Klorofil berada di dalam kloroplast dan berfungsi untuk menangkap energi radiasi matahari diubah menjadi energi kimia lewat aseptor elektron.



DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lehninger, AL. 1982. Dasar –Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga.Jakarta.
Loveless. RA. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropika. PT. Gramedia Utama. Jakarta.
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung
Tjitrosomo, Siti Sutarmi, dkk. 1983. Botani Umum 2. Angkasa : Bandung

Analisis Pigmen pada Daun Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Seluruh benda hidup memerlukan energi, tidak hanya untuk pertumbuhan dan reproduksi tetapi juga untuk mempertahankan kehidupan itu sendiri. Energi ini berasal dari energi kimia dalam makanan yang dikonsumsi, sedangkan makanan itu asalnya dari proses fotosintesis.
Untuk terjadinya fotosintesis energi dalam bentuk elektron yang tereksistensi pada bagian pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai  pusat reaksi.
Pigmen merupakan zat warna daun. Selain klorofil, juga terdapat berbagai jenis pigmen lainnya pada daun tumbuhan. Untuk membuktikan hal ini, dilakukanlah percobaan tentang analisis pigmen pada daun tanaman puring dan daun tanaman bayam merah guna mengetahui jenis-jenis pigmen yang terdapat pada daun.
1.2    TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui macam-macam pigmen pada berbagai tumbuhan.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1    KAJIAN TEORI
Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola. Tipe-tipe plastid ialah kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas berwarna hijau sebagai akibat adanya pigmen klorofil yang lebih banyak. Kromoplas berwarna kuning, jingga, atau merah karena pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastid tanpa pigmen, biasanya terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya.
Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning sampai merah, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali. (Fahn. 1992)
Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai pusat reaksi. Ada terdapat dua macam pusat reaksi pada membran tilakoid, keduanya merupakan molekul klorofil a yang berasosiasi dengan protein tertentu dan komponen-komponen membran lainnya. (Lakitan. 2007)
Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam karotenoid, yaitu karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada sellimut kloroplas yang memberinya warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai  pada selimut tersebut.
Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan  cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang. (Salisbury, dkk. 1995)
Pigmen-pigmen yang lain dalam kloroplas memindahkan energinya untuk perangsangnya kepada P700 atau kepada P680. Untuk alasan ini, klorofil b, karotenoid, dan sebagian beasr dari molekul-molekul klorofil a terkadang dinamai pigmen antena. Masing-masing disetel untuk menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya secara paling efisien. Kemudian eneergi yang diterima diteruskan kepada P700 atau kepada P680. Hanya P700 dan P680 teroksidasi manakala cahaya mengenai kloroplas utuh. Karena peran redoks genting yang dilakukan, maka P700 dan P680 disebut pigmen pusat reaksi. (Kimball. 1983)
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan. Karotenoid memantulkan cahaya merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga, buah dan sayuran. Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga. Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria. (Aryulina, dkk. 2007)
Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. Adanya kloroplas pada tumbuhan menyebabkan tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar matahari untuk memasak makanan. (Bey, dkk. 2006)
2.2    HIPOTESIS
Terdapat berbagai macam pigmen pada daun tumbuhan.


BAB III
METODE

3.1    ALAT DAN BAHAN
v Alat
·      Mortar
·      Beaker glass
·      Pipet Tetes
·      Kertas Saring
v Bahan
·      Daun Puring (Codiaeum variagetum)
·      Daun bayam merah
·      Alkohol
3.2    CARA KERJA
1.         Disiapkan mortar dan perangkatnya
2.         Daun ditumbuk dengan mortar sampai halus dan diberi alkohol sehingga didapat ekstrak daun
3.         Disiapkan beaker glass yang bersih ukuran 250ml
4.         Dibuat potongan kertas saring dengan ukuran 6x11cm
5.         Dibuat garis dengan pensil 1 cm di bagian bawah dan 1 cm di bagian atas untuk menentukan jarak pelarut. Di bagian bawah merupakan tempat ekstrak diteteskan
6.         Dicelupkan kertas saring yang sudah ditetesi ekstrak tadi ke dalam beaker glass yang telah berisi alkohol lebih kurang 1 cm dan ditunggu beberapa saat
7.         Apabila pelarut (alkohol) merambat mencapai batas garis atas, kertas saring diangkat
8.         Dihitung jumlah bercak dan diperhatikan warnanya
9.         Diukur jarak mulai dari batas warna bercak sampai titik teratas bercak dan dibandingkan dengan jarak pelarut. Hitung Rf dengan rumus :

Rf= (jarak bercak)/(jarak pelarut )
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1    HASIL PENGAMATAN
ü  Daun Puring (Codiaeum variagetum)
Warna Bercak
Jarak Bercak (cm)
Rf (cm)
Ungu
1,9
Rf= 1,9/9=0,21
Jingga
3,5
Rf= 3,5/9=0,39
Hijau
4,2
Rf= 4,2/9=0,47
Hijau kecoklatan
4,6
Rf= 4,6/9=0,51
Kuning
4,8
Rf= 4,8/9= 0,53
Hijau kekuningan
4,9
Rf= 4,9/9=0,54
ü  Daun Bayam Merah
Warna Bercak
Jarak Bercak (cm)
Rf (cm)
Coklat
1,1
Rf= 1,1/9=0,12
Jingga
3,1
Rf= 3,1/9=0,34
Kuning muda
3,6
Rf= 3,6/9=0,4
Hijau
4
Rf= 4/9=0,44
Kuning pekat
4,5
Rf= 4,5/9=0,5

4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis pigmen pada daun puring dan daun bayam merah. Pigmen-pigmen itu adalah klorofil dan karotenoid.
Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan atas dua, yakni klorofil a C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau kebiruan, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna kuning kehijauan. Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid. Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. (Bey, dkk. 2006)
Pada daun puring (Codiaeum variagetum), dapat diamati beberapa jenis warna bercak yaitu ungu, jingga, hijau, hijau kecoklatan, kuning, dan hijau kekuningan dengan masing-masing jarak bercak yang berbeda. Begitu juga halnya dengan daun bayam merah yang juga dapat diamati beberapa warna bercak yaitu coklat, jingga, kuning muda, hijau, dan kuning pekat dengan masing-masing jarak bercak yang berbeda.
Klorofil menyerap dengan kuat pada daerah merah (puncak serapan pada 670 nm-680 nm) dan biru (puncak serapan pada 435 nm-455 nm) dari spektrum cahaya tampak. Setiap klorofil mempunyai serapan maksimum yang berbeda. Klorofil a misalnya dalam larutan aseton mempunyai serapan meksimum 432 nm dan 663 nm, seangkan klorofil b dalam pelarut yang sama memiliki puncak pada 453 nm dan 643 nm (Firdaus, dkk. 2006).
Namun, pada praktikum kali ini, lagi-lagi ditemukan kesulitan dalam menentukan jenis warna bercak pada kertas kromatografi karena warnanya hampir sama.



BAB V
KESIMPULAN

5.1    Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan tentang analisis pigmen pada tanaman, dapat diambil kesimpulan bahwa:
ü  Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola
ü  Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan
ü  Klorofil pada tumbuhan terbagi dua, yaitu klorofil a dan klorofil b
ü  Selain klorofil juga terdapat pigmen lain, yaitu karotenoid, antosianin, dan fikobilin
ü  Karotenoid dapat berupa karotin yang berwarna jingga dan xantofil yang berwarna kuning
ü  Antosianin merupakan pigmen berwarna merah dan biru
ü  Fungsi klorofil adalah untuk menyerap cahaya untuk melakukan fotosintesis
ü  Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan  cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang.


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Widi, EW., 2007. Biologi 3. Esis. Jakarta
Bey, Yusnida., Syafii, Wan. 2006. Anatomi Tumbuhan. Cendikia Insani. Pekanbaru
Fahn. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. UGM-Press. Yogyakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung 

my signature