Rabu, 19 September 2012

JENIS-JENIS PLANKTON YANG DITEMUKAN DI PERAIRAN SELAT BENGKALIS


1
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar belakang
Di alam terdapat berbagai komponen hayati dan non-hayati yang saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Dalam sistem ekologi, suatu organisme tidak dapat berdiri sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya, suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam di sekitarnya.
Di ekosistem perairan terdapat berbagai jenis biota akuatik. Mereka selalu hidup berkelompok membentuk komunitas yang saling berhubungan secara kompleks dan memiliki respon yang berbeda terhadap lingkungan. Biota akuatik merupakan kelompok biota, baik hewan maupun tumbuhan yang sebagian atau seluruh hidupnya berada di perairan.
Salah satu contoh biota akuatik adalah Plankton. Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya. Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. 
Mengingat pentingnya peranan plankton dalam kelangsungan hidup dan keseimbangan ekosistem perairan maka dilakukan kegiatan praktikum lapangan tentang Jenis-Jenis Plankton yang Ditemukan di Perairan Selat Bengkalis”.

 

1.2.      

 
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Jenis-jenis plankton apa sajakah yang dapat ditemukan di perairan Selat Bengkalis?
1.3.       Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis plankton di perairan Selat Bengkalis.
1.4.       Manfaat
Memberikan pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam mengidentifikasi jenis-jenis plankton yang dapat ditemui di perairan Selat Bengkalis.

3
 
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1.  ALAT DAN BAHAN
2.2.1.      Alat dan Bahan
·         Planktonet yang digunakan pada saat penyaringan plankton
·         Botol film untuk tempat meletakkan sampel plankton
·         Mikroskop
·         Cover glass
·         Object glass
·         Pipet tetes
·         Tissue
·         Larutan fornalin 4 % untuk pengawetan sampel plankton.
2.2.  CARA KERJA
1.      Pasang botol penghimpun (berupa botol kecil) pada bagian ujung kerucut planktonet
2.      Masukkan planktonet ke dalam air
3.      Tarik talinya, jaga agar tetap horizontal, dan tarikan tidak boleh terlalu lambat dan terlalu cepat
4.      Apabila tarikan sudah dilakukan, planktonet dicuci (dengan mencelupkan secara vertical berkali-kali tapa melewati rangka logam dari mulut planktonet). Hal ini dilakukan agar semua organisme plankton masuk ke dalam botol penghimpun.
5.      Botol penghimpun kemudian dilepaskan dan isinya dilepasakan kedalam botol yang lain (botol film)
6.      Kemudian di tetesi dengan larutan formalin sebanyak 3-5 tetes.
7.      Berilah label pada setiap botol.
.    Identifikasi jenis plankton dengan menggunakan mikroskop di laboratorium.

 
2.3. 

 
ANALISIS DATA
2.3.1.      Indeks Keanekaragaman Jenis
Indeks Keanekaragaman merupakan karakteristik dari suatu komunitas yang menggambarkan tingkat keanekaragaman spesies dari organisme yang terdapat dalam komunitas tersebut (Odum, 1996). Rumus yang digunakan adalah :
H=-Σ Pi ln Pi
Dimana,
H’ = Indeks keanekaragaman jenis (Shannon-Wienner)
Pi=ni/N
ni       = Jumlah individu jenis ke-i
N       = Total individu
Kategori penilaian untuk keanekaragaman jenis adalah sebagai berikut:
a.       H’≤ 1 = Keanekaragaman rendah, penyebaran rendah, kestabilan komunitas rendah,
b.      1 < H’ < 3 = Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang, kestabilan komunitas sedang,
c.      H’ ≥3 = Keanekaragaman tinggi, penyebaran tinggi, kestabilan komunitas tinggi. (Ludwig  & Reynolds 1988)
2.3.2.      Indeks Kemerataan
Indeks Kemerataan (E) menggambarkan ukuran jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas.  Semakin merata penyebaran individu antar spesies maka keseimbangan ekosistem akan makin meningkat (Ludwig  & Reynolds 1988). Rumus yang digunakan adalah:
E= H'/Hmaks 



 
Dimana,
H` = indeks keanekaragaman
H maks = ln S (jumlah spesies)

Nilai indeks berkisar antara 0-1 dengan kategori sebagai berikut :
a.       0 < E ≤ 0,4  : Kemerataan kecil, komunitas tertekan
b.      0,4 < E ≤ 0,6 : Kemerataan sedang, komunitas labil
c.      0,6 < E ≤ 1,0 : Kemerataan tinggi, komunitas stabil
2.3.3.      Kekayaan jenis
Untuk melihat kekayaan jenis plankton digunakan dengan rumus:
R= (S-1) / ln (N) 
Dimana,
S = Jumlah total spesies
N = Jumlah total individu
Jika nilai R < 3.5 maka kekayaan jenis yang tergolong rendah,
Jika nilai R = 3.5 – 5.0 maka kekayaan jenis tergolong sedang,
Jika nilai R > 5.0 maka kekayaan jenis tergolong tinggi.
2.3.4.      Indeks Dominansi Jenis
Untuk melihat ada tidaknya jenis yang mendominasi pada suatu ekosistem dapat dilihat dari nilai indeks dominansi dengan rumus sebagai berikut : 
D=Σ(Pi)^2
Dimana,
D = Indeks Dominansi
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Total individu

 
Nilai indeks berkisar antara 0-1 dengan kategori sebagai berikut :
a.    0 < C < 0,5 = Dominansi rendah
b.    0,5 < C ≤ 0,75 = Dominansi sedang
c.    0,75 < C ≤ 1,0 = Dominansi tinggi (Ludwig  & Reynolds 1988)

BAB III
7
 
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.  Hasil Pengamatan
Tabel 1. Jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan bengkalis Stasiun I
No.
Jenis Plankton
Stasiun I
Jumlah
LP I
LP II
LP III
LP IV
LP V
1
Oscillatoria
11
8
0
0
0
19
2
Coccolithus pelagicus
0
0
0
4
0
4
3
Spesies A
0
0
1
0
0
1
4
Spesies B
0
0
0
0
1
1
Tabel 2. Jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan bengkalis Stasiun II
No.
Jenis Plankton
Stasiun II
Jumlah
LP I
LP II
LP III
LP IV
LP V
1
Thalassiothrix
1
3
2
1
0
7
2
Navicula
0
0
0
0
1
1
Tabel 3. Jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan bengkalis Stasiun III
No.
Jenis Plankton
Stasiun III
Jumlah
LP I
LP II
LP III
LP IV
LP V
1
Rhizosolenia styliformis
0
0
1
0
0
1
2
Zoogloea ramigera
0
0
0
1
0
1
3
Spesies C
0
0
0
0
1
1
Tabel 4. Jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan bengkalis Stasiun IV
No.
Jenis Plankton
Stasiun IV
Jumlah
LP I
LP II
LP III
LP IV
LP V
1
Chrysophycae
3
0
0
2
0
5
2
Spesies D
0
1
2
0
3
6
Tabel 5. Jenis-jenis plankton yang terdapat di perairan bengkalis Stasiun V
No.
Jenis Plankton
Stasiun V
Jumlah
LP I
LP II
LP III
LP IV
LP V
1
Rhizosolenia styliformis
0
0
0
1
0
1
2
Spesies D
1
0
0
0
0
1
3
Spesies E
0
2
2
0
0
4


Tabel 6. Analisis Data
NO
INDIKATOR
JUMLAH
1
INDEKS KEANEKARAGAMAN (H)
2,09
2
KEMERATAAN (E)
0,79
3
KEKAYAAN JENIS (R)
3,27
4
DOMINANSI (D)
0,18
3.2.  Pembahasan

 
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan dalam setiap karakteristik komunitasnya, baik dilihat dari segi keanekaraman jenis plankton, kemerataan, kekayaan jenis, maupun dominasinya.
Untuk keanekaragaman jenis plankton, termasuk dalam kategori keanekaragaman tingkat sedang. Karena berdasarkan indeks keanekaragaman yang dihitung, didapatkan hasil 2,09 yang mana jika nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 1,0 – 3,0 maka dikategorikan ke dalam kelompok dengan keanekaragaman sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran jumlah individu tiap jenis sedang dan kestabilannya juga sedang (Ludwig  & Reynolds 1988).
Sedangkan untuk kemerataannya, plankton di perairan Selat Bengkalis ini tersebar merata yang mana dengan semakin meratanya penyebaran individu antar spesies, maka akan makin stabil suatu komunitas atau ekosistem. Hal ini dibuktikan dengan hasil hitung yang menggunakan rumus indeks kemerataan yaitu 0,79, yang mana jika nilai indeks kemerataan berkisar antara  0,6 - 1,0 maka dikategorikan ke dalam kelompok dengan Kemerataan tinggi dan komunitas stabil.
Berbeda halnya dengan kekayaan jenis plankton di perairan Selat Bengkalis ini. Dari hasil yang didapatkan yaitu 3,27 menunjukkan bahwa untuk kekayaan jenisnya paling rendah, karena nilai indeks kekayaan jenisnya kurang dari 3,5.
Sama halnya untuk dominasi, yang mana dari hasil hitung dengan rumus dominansi menunjukkan tidak adanya hewan yang mendominansi, karena indeks dominasinya mendekati nol, yaitu 0,18.
 

9
 
BAB IV
KESIMPULAN
1.      Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.
2.      Keanekaragaman jenis plankton di perairan Selat Bengkalis termasuk dalam kategori keanekaragaman tingkat sedang.
3.      Semakin meratanya penyebaran individu antar spesies, maka akan makin stabil suatu komunitas atau ekosistem.
4.      Untuk kemerataannya, plankton di perairan Selat Bengkalis ini tersebar merata
5.      Kekayaan jenis plankton di perairan Selat Bengkalis paling rendah, karena nilai indeks kekayaan jenisnya kurang dari 3,5.
6.      Untuk nilai dominasi, menunjukkan tidak adanya hewan yang mendominansi, karena indeks dominasinya mendekati nol, yaitu 0,18.
 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Plankton. diakses tanggal 19 Juni 2012
Ludwig J.A., Reynolds. 1988. Stastical ecology : A primer methods and computing. John Wiley & Sons. New York
Odum, E. P. 1996. Dasar – Dasar Ekologi. Terjemahan oleh T. Samingan. Gadjah Mada Press. Yogyakarta
Suwondo, Fauziah, S. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Perairan. Laboratorium Pendidikan Biologi Unri. Pekanbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

my signature