Jumat, 15 Juni 2012

Analisis Pigmen pada Daun Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Seluruh benda hidup memerlukan energi, tidak hanya untuk pertumbuhan dan reproduksi tetapi juga untuk mempertahankan kehidupan itu sendiri. Energi ini berasal dari energi kimia dalam makanan yang dikonsumsi, sedangkan makanan itu asalnya dari proses fotosintesis.
Untuk terjadinya fotosintesis energi dalam bentuk elektron yang tereksistensi pada bagian pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai  pusat reaksi.
Pigmen merupakan zat warna daun. Selain klorofil, juga terdapat berbagai jenis pigmen lainnya pada daun tumbuhan. Untuk membuktikan hal ini, dilakukanlah percobaan tentang analisis pigmen pada daun tanaman puring dan daun tanaman bayam merah guna mengetahui jenis-jenis pigmen yang terdapat pada daun.
1.2    TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui macam-macam pigmen pada berbagai tumbuhan.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1    KAJIAN TEORI
Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola. Tipe-tipe plastid ialah kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas berwarna hijau sebagai akibat adanya pigmen klorofil yang lebih banyak. Kromoplas berwarna kuning, jingga, atau merah karena pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastid tanpa pigmen, biasanya terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya.
Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning sampai merah, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali. (Fahn. 1992)
Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut sebagai pusat reaksi. Ada terdapat dua macam pusat reaksi pada membran tilakoid, keduanya merupakan molekul klorofil a yang berasosiasi dengan protein tertentu dan komponen-komponen membran lainnya. (Lakitan. 2007)
Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam karotenoid, yaitu karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada sellimut kloroplas yang memberinya warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai  pada selimut tersebut.
Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan  cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang. (Salisbury, dkk. 1995)
Pigmen-pigmen yang lain dalam kloroplas memindahkan energinya untuk perangsangnya kepada P700 atau kepada P680. Untuk alasan ini, klorofil b, karotenoid, dan sebagian beasr dari molekul-molekul klorofil a terkadang dinamai pigmen antena. Masing-masing disetel untuk menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya secara paling efisien. Kemudian eneergi yang diterima diteruskan kepada P700 atau kepada P680. Hanya P700 dan P680 teroksidasi manakala cahaya mengenai kloroplas utuh. Karena peran redoks genting yang dilakukan, maka P700 dan P680 disebut pigmen pusat reaksi. (Kimball. 1983)
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan. Karotenoid memantulkan cahaya merah, jingga, dan kuning. Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga, buah dan sayuran. Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga. Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria. (Aryulina, dkk. 2007)
Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. Adanya kloroplas pada tumbuhan menyebabkan tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar matahari untuk memasak makanan. (Bey, dkk. 2006)
2.2    HIPOTESIS
Terdapat berbagai macam pigmen pada daun tumbuhan.


BAB III
METODE

3.1    ALAT DAN BAHAN
v Alat
·      Mortar
·      Beaker glass
·      Pipet Tetes
·      Kertas Saring
v Bahan
·      Daun Puring (Codiaeum variagetum)
·      Daun bayam merah
·      Alkohol
3.2    CARA KERJA
1.         Disiapkan mortar dan perangkatnya
2.         Daun ditumbuk dengan mortar sampai halus dan diberi alkohol sehingga didapat ekstrak daun
3.         Disiapkan beaker glass yang bersih ukuran 250ml
4.         Dibuat potongan kertas saring dengan ukuran 6x11cm
5.         Dibuat garis dengan pensil 1 cm di bagian bawah dan 1 cm di bagian atas untuk menentukan jarak pelarut. Di bagian bawah merupakan tempat ekstrak diteteskan
6.         Dicelupkan kertas saring yang sudah ditetesi ekstrak tadi ke dalam beaker glass yang telah berisi alkohol lebih kurang 1 cm dan ditunggu beberapa saat
7.         Apabila pelarut (alkohol) merambat mencapai batas garis atas, kertas saring diangkat
8.         Dihitung jumlah bercak dan diperhatikan warnanya
9.         Diukur jarak mulai dari batas warna bercak sampai titik teratas bercak dan dibandingkan dengan jarak pelarut. Hitung Rf dengan rumus :

Rf= (jarak bercak)/(jarak pelarut )
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1    HASIL PENGAMATAN
ü  Daun Puring (Codiaeum variagetum)
Warna Bercak
Jarak Bercak (cm)
Rf (cm)
Ungu
1,9
Rf= 1,9/9=0,21
Jingga
3,5
Rf= 3,5/9=0,39
Hijau
4,2
Rf= 4,2/9=0,47
Hijau kecoklatan
4,6
Rf= 4,6/9=0,51
Kuning
4,8
Rf= 4,8/9= 0,53
Hijau kekuningan
4,9
Rf= 4,9/9=0,54
ü  Daun Bayam Merah
Warna Bercak
Jarak Bercak (cm)
Rf (cm)
Coklat
1,1
Rf= 1,1/9=0,12
Jingga
3,1
Rf= 3,1/9=0,34
Kuning muda
3,6
Rf= 3,6/9=0,4
Hijau
4
Rf= 4/9=0,44
Kuning pekat
4,5
Rf= 4,5/9=0,5

4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis pigmen pada daun puring dan daun bayam merah. Pigmen-pigmen itu adalah klorofil dan karotenoid.
Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan atas dua, yakni klorofil a C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau kebiruan, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna kuning kehijauan. Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid. Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2) berwarna kuning. (Bey, dkk. 2006)
Pada daun puring (Codiaeum variagetum), dapat diamati beberapa jenis warna bercak yaitu ungu, jingga, hijau, hijau kecoklatan, kuning, dan hijau kekuningan dengan masing-masing jarak bercak yang berbeda. Begitu juga halnya dengan daun bayam merah yang juga dapat diamati beberapa warna bercak yaitu coklat, jingga, kuning muda, hijau, dan kuning pekat dengan masing-masing jarak bercak yang berbeda.
Klorofil menyerap dengan kuat pada daerah merah (puncak serapan pada 670 nm-680 nm) dan biru (puncak serapan pada 435 nm-455 nm) dari spektrum cahaya tampak. Setiap klorofil mempunyai serapan maksimum yang berbeda. Klorofil a misalnya dalam larutan aseton mempunyai serapan meksimum 432 nm dan 663 nm, seangkan klorofil b dalam pelarut yang sama memiliki puncak pada 453 nm dan 643 nm (Firdaus, dkk. 2006).
Namun, pada praktikum kali ini, lagi-lagi ditemukan kesulitan dalam menentukan jenis warna bercak pada kertas kromatografi karena warnanya hampir sama.



BAB V
KESIMPULAN

5.1    Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan tentang analisis pigmen pada tanaman, dapat diambil kesimpulan bahwa:
ü  Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola
ü  Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan
ü  Klorofil pada tumbuhan terbagi dua, yaitu klorofil a dan klorofil b
ü  Selain klorofil juga terdapat pigmen lain, yaitu karotenoid, antosianin, dan fikobilin
ü  Karotenoid dapat berupa karotin yang berwarna jingga dan xantofil yang berwarna kuning
ü  Antosianin merupakan pigmen berwarna merah dan biru
ü  Fungsi klorofil adalah untuk menyerap cahaya untuk melakukan fotosintesis
ü  Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan  cara menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang.


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Widi, EW., 2007. Biologi 3. Esis. Jakarta
Bey, Yusnida., Syafii, Wan. 2006. Anatomi Tumbuhan. Cendikia Insani. Pekanbaru
Fahn. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. UGM-Press. Yogyakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung 

3 komentar:

my signature