BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Penuaan merupakan suatu proses
penurunan kondisi yang menyertai pertambahan umur, yang berpengaruh pada kematian
organ atau oganisme. Walaupun meristem tidak menua dan barangkali memang tak
pernah mati, semua sel yang berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem
mempunyai masa hidup terbatas.
Namun, penuaan pada tanaman dapat
ditunda dengan pemberian hormon kinetin. Untuk itu, kami melakukan pengamatan
terhadap daun bunga raya yang berumur sama dan diberi olesan kinetin untuk
membuktikan apakah benar kinetin berpengaruh terhadap penundaan penuaan daun
bunga raya.
1.2
TUJUAN
PRAKTIKUM
Untuk melihat pengaruh kinetin terhadap penundaan penuaan
daun bunga raya.
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1
KAJIAN
TEORI
Kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin.
Adapun fungsi utama sitokinin adalah merangsang pembelahan sel. Beberapa dari
protein dapat berupa enzim yang diperlukan dalam mitosis. Proses penuaan
kondisi yang menyertai pertambahan umum, yang mengarah kematian organ atau
organisme tersebut mengalami penuaan (senescence). (Salisbury. 1995)
Hormon kinetin termasuk turunan dari
hormone sitokinin yang berfungsi untuk memacu pembelahan sel. Terdapat bukti
utama yang menyatakan keterlibatan sitokinin yaitu banyak jenis sitokinin yang
mampu menggantikan sebagian faktor yang dibutuhkan akar untuk menunda penuaan
dan kandungan sitokinin helai daun meningkat berlipat ganda ketika akar liar
terbentuk pada tanaman bunga matahari kandungan sitokinin pada cairan xylem meningkat
selama masa pertumbuhan cepat, kemudian sangat menurun saat pertumbuhan
berhenti dan tanaman mulai berbunga, hal tersebut menunjukan bahwa berkurangnya
pengangkutan sitokinin dari akar ketajuk mengakibatkan penuaan lebih cepat. (Sasmitamiharja. 1996)
Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali
meristemtik pada saat yang berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua
mulai dari daun tuanya sampai daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga
organ generatifnya. Proses penuaan terprogram secara genetic oleh masing-masing
tumbuhan. Penuaan merupakan suatu proses dimana terjadi kehilangan klorfil, RNA
dan protein tersasukdidalam berbagai enzim. Hilangnya keempat unsure tersebut
secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan organ. (Lakitan. 2007)
Penuaan merupakan suatu proses
penuaan kondisi yang menyertai pertambahan umur yang mengarah pada kematian
organ atau organisme. Walaupun meristem tidak menua dan barangkali memang tak
pernah mati, semua sel yang sudah berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem
mempunyai massa hidup terbatas, oleh karena itu penuaan dialami semua sel bukan
hanya meristem saja pada yang berbeda-beda banyak spesies hijau lestari
mempertahankan daunnya hanya selama 2 atau 3 tahun sebelum mati dan gugur (Loveless, 1987).
Penuaan (senescence)
dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang terprogram dan mengarah
kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian yang
terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan bisa menyeluruh pada
tanaman semusim, baik pada bagian atas tanaman saja, herba tahunan, tumbuhan
yang mengugurkan daun, maupun tanaman berkayu yang gugur tiap tahun. Ada pula
yang bersifat progresif dan adaptif dimana beberapa daun gugur akibat faktor
lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan kekurangan hara. Penuaan dapat terjadi
pada bunga, daun dan pada buah. (Firdaus,
dkk. 2006)
Bukti keterlibatan kinetin pada proses penuaan daun,
Ø Sitokinin mampu mengganti faktor yang
dibutuhkan oleh akar dalam proses penuaan sehingga kandungan kinetin akan meningkat
yang diangkut ke daun yang menunda proses penuaan.
Ø Pada bunga matahari pada fase vegetatif
pembentukan kinetin menurun dan daun berguguran. (Salisbury. 1995).
Kinetin menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan
keutuhan membran tonoplas, kloroplas dan mitokondria. Kinetin juga berperan
dalam perusakan membran melalui oksidasi asam lemak tak jenuh pada membran.
Proses ini disebabkan karena kinetin menghambat pembentukan dan mempercepat
penguraian radial bebas seperti superoksidatif dan radial hidroksi karena kalau
tidak dicegah akan mengoksidasi membran. (Salisbury.
1995)
2.2
HIPOTESIS
Adanya pengaruh kinetin terhadap penundaan penuaan daun bunga raya.
BAB III
METODE
3.1
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
· Erlennmeyer
· Beaker
glass
· Pipet
· Kapas
v Bahan
·
Daun bunga raya
·
Larutan Fenil Amino
Purine (FAP)
·
Aquades
3.2
CARA
KERJA
1. Disiapkan
larutan FAP dengan konsentrasi 0, 15, 25, 50, dan 100 ppm.
2. Erlenmeyer
diisi dengan aguades dan diberi lebel.
3. Oles
daun bungan raya dengan larutan FAP yang telah disiapkan.
4. Letakkan
masing-masing daun ke dalam erlenmeyar yang berisi air dengan tangkai daun
terendam.
5. Daun
control hanya diolesi aquades.
6. Pengolesan
diulangi setiap 3 hari selama satu minggu.
7. Amati
penuaan pada daun bunga raya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
PENGAMATAN
Pengaruh Kinetin terhadap Penundaan
Penuaan Daun Bunga Raya
Larutan FAP (ppm)
|
Hari Mulai Terjadinya Penuaan pada
Daun
|
0
|
H1 = daun sudah mulai layu
H2 = daun mulai layu
H3 = daun agak layu
H4 = daun agak layu, timbul bercak hitam
H5 = daun layu, timbul bercak hitam
H6 = daun sangat layu dan mulai mengering, terdapat bercak
hitam
H7 = kedua daun mati (kering, menguning, banyak bercak
hitam)
|
15
|
H1 = daun masih segar
H2 = daun masih segar
H3 = daun kurang segar
H4 = daun mulai layu
H5 = 1 daun layu dan timbul bercak hitam, 1 daun agak
sedikit layu
H6 = 1 daun mulai menguning dan terdapat bercak hitam, 1
daun layu
H7 = 1 daun mati(kering, menguning dan banyak bercak
hitam), 1 daun masih hidup tetapi sudah layu
|
25
|
H1 = daun masih segar
H2
= daun masih segar
H3 = daun kurang segar
H4 = daun tidak layu, tetapi mulai menguning
H5 = 1 daun mulai layu, dan 1 daun masih segar
H6 = 1 daun layu dan menguning, 1 daun kurang segar
H7 = 1 daun mati (kering, menguning dan banyak bercak
hitam), 1 daun agak layu
|
50
|
H1 = daun masih segar
H2 = daun masih segar
H3 = daun masih segar
H4 = daun kurang segar
H5 = 1 daun mulai layu, dan 1 daun masih segar
H6 = 1 daun layu menguning dan timbul bercak hitam, 1 daun
kurang segar
H7 = 1 daun mati (menguning dan banyak bercak hitam), 1
daun kurang segar
|
100
|
H1 = daun masih segar
H2 = daun masih segar
H3 = daun masih segar
H4 = daun masih segar
H5 = 1 daun mulai layu dan 1 daun lagi masih segar
H6 = 1 daun layu, mulai menguning, dan timbul bercak
hitam. 1 daun masih agak segar
H7 = 1 daun mati (menguning dan ada bercak hitam) 1 daun
masih agak segar
|
4.2
PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kinetin berpengaruh dalam penundaan
penuaan pada daun bunga raya. Hal ini dapat dibuktikan pada daun yang berumur
sama dan diberi olesan kinetin dengan konsentrasi yang tinggi lebih terlihat
segar dibanding dengan daun yang diolesi kinetin dengan konsentrasi yang
rendah.
Kinetin menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan
keutuhan membran tonoplas, kloroplas dan mitokondria. (Salisbury. 1995)
Namun, pada praktikum kali ini, terjadi perbedaan
hasil diantara kedua daun yang diolesi dengan larutan FAP yang sama. Yang mana,
pada salah satu daunnya mati. Hal ini diperkirakan karena adanya perbedaan umur
daun sehingga proses penuaan terjadi, atau terjadi kesalahan dalam pengolesan
FAP pada daun.
Penuaan diprogram secara genetik
dalam setiap spesies dan dalam organ serta jaringan pada setiap tumbuhan. Jika
kita memetik daun dewasa yang masih aktif, daun tersebut akan mulai kehilanan
klorofil, RNA, protein dan lipid dari membran kloroplas lebih cepat dari pada
daun tersebut masih melekat pada induknya. Penuaan prematur ini ditandai dengan
menguningnya daun, berlangsung sangat cepat jika daun di letakkan di tempat
gelap (Dwijosoeputro, 1991).
Menurut Lakitan
(2007),
bahwa konsentrasi kinetin pada tumbuhan akan mempengaruhi dalam proses kerjanya
terhadap penundaan penuaan akan terjadi pada jaringan dan organ.
Penuaan ditandai dengan
layunya daun dan
perubahan warna daun menjadi memudar dan timbul bercak-bercak hitam yang disebabkan daun mengalami kekurangan kloroplas sehingga lama kelamaan daun tersebut berwarna kuning dan akhirnya akan mati.
Loveless (1987), menyatakan bahwa sebuah contah penuaan adalah menguningnya
daun-daun, yang terjadi ketika protein pecah dan klorofil rusak. Saat daun menua, daerah nekrosis ini sering
dikelilingi oleh sel yang berwarna hijau dan banyak mengandung pati juga ketika
bagian daun lainya mengalami kuning dan menua.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:
ü Kinetin
dapat menunda penuaan pada daun bunga raya
ü
Hormon
kinetin termasuk turunan dari hormone sitokinin yang berfungsi untuk memacu
pembelahan sel.
ü
Penuaan
merupakan suatu proses penuaan kondisi yang menyertai pertambahan umur yang
mengarah pada kematian organ atau organisme.
ü
Penuaan
terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian yang terserang penyakit,
terluka dan lain-lain.
ü
Kinetin
menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan keutuhan membran tonoplas,
kloroplas dan mitokondria.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida
Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas
Riau. Pekanbaru.
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Loveless, R.A.
1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit
ITB. Bandung
Sasmitamiharja,
D.,1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan
PMIPA ITB. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar