ALIRAN DARAH
PENDAHULUAN
A.
TEORI
DASAR
Darah
merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang
disebut plasma. Secara keseluruhan darah
dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya
terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi inteseluler yang berbentuk plasma.
Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan
seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. (Subowo. 1992)
Pembuluh darah. Beberapa
komponen sistem pembuluh darah, semua mempunyai selaput yang serupa dan kontinu
yang terdiri atas suatu lapisan tunggal sel endotel.
Arteri. Dapat
dibedakan atas : 1. Arteri elastis, 2. Arteri muskuler 3. Arteriol
Arteri elastis adalah
pengkal arteri pada ventrikel dan beberapa arteri besar yang dekat jantung.
Pembuluh ini sangat bingkas, karena mengandung serat elastis banyak sekali, dan
berguna untuk mengimbangi tekanan darah yang besar yang dipompa jantung.
Pangkal arteri pada ventrikel kiri, yang mengalirkan darah keseluruh tubuh,
disebut aorta, adalah arteri elastis yang utama.
Arteri muskuler adalah
percabangan dari arteri elastis. Kurang bingkas tetapi oleh lapisan ototnya
yang tebal maka rongganya (lumen) berpotensi besar untuk melebar dan menyempit
sesuai dengan volume tekanan darah.
Arteriol merupakan
percabangan halus arteri, diameter 2-150 µm. Percabangan arteriol membentuk
kapiler. Berfungsi untuk mengatur aliran darah ke kapiler. Aliran darah di
arteriol pelan ndan tekanannya rendah. (Yatim.
1990)
Vena. Berfungsi
mengantarkan darah ke jantung. Dimulai sebagai pembuluh darah kecil yang
terbentuk dari penyatuan kapiler. Vena kecil ini bersatu menjadi vena yang
lebih besar, mungkin juga membentuk batang vena yang mekin mendekati jantung
makin besar ukurannya. Jumlah vena lebih banyak dari pada arteri dan ukurannya
pun lebih besar. (Pearce. 2005)
Kapiler.
Merupakan pipa endotel yang mempunyai diameter 7 sampai 9 µm. Mereka membentuk
anyaman yang penyebarannya berkaitan dengan kegiatan metabolisme jaringan atau
organ dimana mereka terdapat. Dinding kapiler terdiri atas suatu lapisan
tunggal sel-sel endotel, terpisah dari suatu lapisan tipis jaringan penyambung
oleh suatu membran basal. (Bevelender,
dkk. 1988)
Pembuluh Limpa. Dapat dibedakan atas : 1. Pembuluh pengumpul 2.
Pembuluh kapiler. Pembuluh ini menyalurkan cairan tubuh yang merembes ke celah
jaringan di daerah kapiler, kembali ke dalam darah. Kelenjar limpa juga
menghasilkan antibodi, dan disalurkan pembuluh ke dalam peredaran darah. (Yatim. 1990)
Sel
darah terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
Sel darah merah (eritrosit).
Sel-se3l darah merah berbentuk cakra atau bikonkaf dengamn diameter 7.5 µm dan
ketebalan di tepi 2 µm. Di bagian tengah cakra tersebut lebih tipis, yaitu 1 µm
dari bagian tepinya. Bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran
gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. (Kimball.
1983)
Bentuk
bikonkaf dari eritrosit ternyata lebih menguntungkan daripada bentuk sebagai
bola bagi pelaksanaan fungsinya karena bertambah luasnya permukaan menjadi
20-30% akan mempercepat proses absorpsi dan pelepasan O2. Lagi pula
bentuk yang lebih pipih akan memperpendek jarak antara pusat sel dan
lingkungannya sehingga dapat mempercepat pertukaran oksigen.
Tidak
adanya inti sel eritrosit akan membeikan tempat lebih banyak bagi kandungan Hb
sehingga oksigen lebih banyak diikat.
Walaupun
bentuknya gepeng, namun pinggirnya berbentuk melengkung sehingga terlindung
dari kerusakan karena benturan-benturan.
Eritrosit
mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang
dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen. (Subowo. 1992)
Sel darah putih (Leukosit). Rupanya
bening dan tak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi
jumlahnya lebih kecil.
Granulosit
atau sel polimorfonuklear merupakan
hampir 75% dari seluruh jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum
darah merah tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan
protoplasmanya berbulir.
Sel
netrofil paling banyak dijumpai. Sel golongan
ini mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam dan basa,
dan tampak berwarna ungu.
Sel
eosinofil. Hanya sedikit dijumpai. Sel ini
menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah.
Sel
basofil menyerap pewarna basa dan menjadi biru.
Limfosit
membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini
dibentuk dalam kelenjar limfe dan juga dalam seluruh sumsum tulang. Sel ini
non-granuler dan tidak memiliki kemampuan bergerak seperti amoeba. Sel ini
dibagi lagi dalam limfosit kecil dan besar. Selain itu, ada sejumlah kecil
sel-sel yang berukuran lebih besar yang disebut monosit. Sel ini mampu
mengadakan gerakan amuboid dan mempunyai sifat fagosit (pemakan). (Pearce. 2005)
Keping-Keping Darah(Trombosit). Merupakan
fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit) dalam sumsum
tulang. Keping-keping darah berbentuk seperti cakra dan jauh lebih kecil (2 µm)
dibanding sel darah merah. Secara normal, dalam setiap kubik milimeter darah
terdapat antara 150.000-400.000 keping-keping darah. Sel-sel ini sangat penting
dalam proses pembekuan darah. (Kimball.
1983)
Walaupun
namanya menunjukkan merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi
syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena
itu, dinamakan sebagai keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma
berukuran 2-5 µm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. (Subowo. 1992)
Fibrin. Fibrinogen adalah suatu globulin yang
terbentuk di dalam hati. Protein ini merupakan zat utama dari berukan darah dan
keropeng di luka terbuka. Tetapi, fibrin juga adpat membentuk trombin yang
menyumbat pembuluh darah, hingga dapat memutuskan penyaluran oksigen ke
organ-organ penting. Fibrinogen diangkut dalam darah dalam keadaan terlarut ke
tempat peradangan atau penyembuhan. Di tempat ini fibrinogen diubah menjadi
fibrin yang meimiliki struktur seperti serat dan tak dapat larut. Serat-serat
yang penjang dari fibrin memperangkap trombosit dan unsur-unsur darah lainnya,
lalu melekatnya pada dinding pembuluh. Fibrin dapat dianggap sebagai molekul
reparasi yang berperan penting pada penutupan luka melalui pembentukan
keropeng. (Anonymous, 2011)
Merubah
fibrinogen menjadi anyaman benang-benang fibrin stabil terjadi melalui kerja
trombin. Trombin secara proteolitik melepaskan fibrinopeptida A dan B dari
monomer fibrin pembentuk molekul fibrinogen. Monomer fibrin mendapat kemampuan
menghubungkan dangan fibrinogen atau monomer fibrin lainnya. Bila monomer
fibrin saling berhubungan, akan terbentuk konfigurasi yang disebut protofibril.
Protofibril ini membesar dengan membentuk barisan molekul panjang, yang membuat benang-benang
fibrin. Kemudian benang-benang tersebut saling berhubungan dan membentuk
anyaman serat bercabang yang menghasilkan gel, yang disebut fibrin. (Anonymous. 2011)
Pembentukan
jendela fibrin merupakan bagian dari proses pembekuan darah yang dapat dilihat
dan diukur. Trombin yang bertindak sebagai enzim dapat memecah ikatan arginilglisin
dari fibrinogen menjadi fibrinopeptida A dan B.
Dalam
keadaan normal, trombin tidak terdapat
dalam peredaran darah, yang ada adalah protrombin. Perubahan protrombin menjadi
trombin dipengaruhi oleh aktifator protrombin yang disebut juga tromboplastin. (Wulangi. 1993)
Pemadatan
atau pembekuan darah mampu menghentikan semua pendarahan kecuali pada pembuluh
darah yang rusak, keping darah melekat pada permukaan dalam dinding pembuluh
tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel rusak di daerah ini melepaskan bahan
bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein-protein tertentu di dalam darah
membentuk “tromboplastin”. Dengan adanya ion Ca2+ dan faktor pembeku
tambahan dalam plasma tromboplastin mengkatalis perubahan protrombin(suatu
globulin serum yang dibuat terus menerus oleh hati) menjadi trombin. Trombin
adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen protein plasma yang
dapat larut menjadi fibrin, protein yang tidak dapat larut. Fibrin secara
berangsur membentuk suatu lubang tempat sel-sel darah tertanam. Dengan segera
dibangun suatu bendungan (bekuan) yang menghentikan keluarnya darah dari
pembuluh darah yang pecah. (Kimball.
1983)
Faktor
yang memperlambat pembekuan darah (koagulasi), adalah:
· Suhu
rendah (dingin)
· Menghindari
kontak dengan benda asing dan jaringan yang rusak
· Dekalsifikasi
Faktor
yang mempercepat pembekuan darah (koagulasi), adalah:
· Pemanasan
· Pengocokan
· Luas
permukaan kontak
· Larutan
hemostatis
B.
TUJUAN
I.
Judul :
Aliran Darah
Tujuan :Memahami
sistem peredaran darah pada katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh
darah arteri, vena, dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya.
II.
Judul :
Struktur Sel Darah
Tujuan : -Memahami bentuk dan struktur sel darah.
-Membandingkan
bentuk dan struktur sel darah katak dan manusia.
III. Judul : Fibrin
Tujuan : Memahami proses pembentukan fibrin serta
mempelajari bentuk dan struktur fibrin.
IV. Judul : Waktu Beku Darah
Tujuan : Memahami proses
pembekuan darah dan menentukan lamanya waktu pembekuan darah pada manusia.
ALAT DAN BAHAN & CARA KERJA
A.
ALAT
DAN BAHAN
Percobaan I: Aliran
Darah
v Kecebong
v Urethan
v Cawan
petri
v Mikroskop
Percobaan II: Struktur Sel Darah
v Larutan
NaCl 0,6 %
v Larutan
NaCl 0,9 %
v Darah
katak dan darah manusia
v Kloroform
v Antikoagulan
Na-Sitrat
v Alkohol
96%
v Mikroskop
v Objek
gelas dan kaca penutup
v Lancet
v Syring
v Kapas
Percobaan
III: Fibrin
v Darah
segar
v Kapas
v Alkohol
v Zat
warna methyl-violet
v Mikroskop
v Objek
gelas dan kaca penutup
v Lancet
Percobaan
IV: Waktu Beku Darah
v Darah
manusia
v Lancet
v Kapas
v Alkohol
v Pembuluh
kaca kapiler
B.
CARA
KERJA
Percobaan I: Aliran
Darah
Percobaan II: Struktur Sel Darah
ü Diletak
setetes darah katak pada gelas objek, kemudian ditambahkan beberapa tetes
larutan NaCl 0,6%.
ü Ditutup
kaca objek tersebut dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop
ü Diulangi
prosedur diatas untuk darah katak dengan ditetesi larutan NaCl 0,9%
ü Dilakukan
prosedur diatas untuk darah manusia dengan menggunakan masing-masing larutan
NaCl 0,6% dan 0,9%
Percobaan III: Fibrin
ü Diteteskan
sedikit darah manusia di atas kaca objek.
ü Dibiarkan
sampai membeku
ü Ditambah
beberapa tetes zat warna methyl-violet
ü Ditutup
dengan kaca penutup, dan diamati di bawah mikroskop
Percobaan IV: Waktu Beku Darah
ü Dibersihkan
jari tangan dengan alkohol 96%
ü Ditusuk
jari dengan lancet steril
ü Ditampung
darah yang keluar ke dalam pembuluh kaca kapiler.
ü Dalam
interval waktu 1 menit, dipotong sedikit demi sedikit pembuluh kaca kapiler
tersebut sampai terlihat fibrin yang terbentuk
ü Dicatat
waktu yang diperlukan darah untuk membeku.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
Percobaan I: Aliran Darah
Objek : Kecebong
Perbesaran : 16x10
Percobaan II: Struktur Sel Darah
Objek
: Darah Manusia ditetesi NaCl 0,6% Objek
: Darah Manusia ditetesi NaCl 0,9%
Perbesaran
: 16x10 Perbesaran
: 16x10
Objek
: Darah Katak ditetesi NaCl 0,6% Objek
: Darah Katak ditetesi NaCl 0,9%
Perbesaran
: 16x10 Perbesaran
: 16x10
Percobaan III: Fibrin
Objek
: Darah Segar
Percobaan IV: Waktu
Beku Darah
Sampel Darah
|
Waktu Beku Darah (Menit)
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
Prima
yarnialvi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
√
|
Keterangan
:
-
: belum membeku
+ : mulai membeku
√ : positif membeku
B.
PEMBAHASAN
Percobaan
I: Aliran Darah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
pada kecebong dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat pembuluh darah pada
kecebong terbagi menjadi tiga, yaitu arteri, kapiler, dan vena. Ketiga pembuluh
darah ini dapat dibedakan berdasarkan kecepatan aliran darahnya, yang mana pada
arteri, darah mengalir sangat cepat, hal ini dikarenakan arteri memiliki
diameter yang kecil. Sedikit berbeda dengan arteri, darah pembuluh kapiler
mengalir agak sedikit lambat, hal ini dikarenakan diameter pembuluh kapiler ini
agak besar dibanding dengan diameter arteri. Sedangkan untuk pembuluh darah
vena, darah mengalir sangat lambat karena memiliki diameter yang lebih besar
dibanding arteri dan kapiler.
Selain
itu, dilihat dari arah jalannya darah, arteri, kapiler, dan vena juga dapat
dibedakan, yaitu pada pembuluh darah arteri, darah mengalir dari jantung menuju
keseluruh tubuh, sedangkan darah pada pembuluh darah vena mengalir menuju ke
jantung, dan kapiler sebagai penghubung pembuluh darah arteri dan vena.
Percobaan II: Struktur Sel Darah
Dengan melakukan pengamatan terhadap struktur sel darah
manusia dan katak, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan-perbedaan antara sel
darah manusia dan katak, apalagi dengan dilakukan perlakuan terhadap darah
tersebut.
Pada perlakuan pertama, darah manusia ditetesi dengan
larutan NaCl 0,6%, kemudian diamati di bawah mikroskop dan didapatkan hasil
bahwa sel darah merah manusia yang tidak memiliki inti sel menjadi mengembang.
Hal ini disebabkan oleh keadaan luar sel (larutan NaCl 0,6%) lebih hypotonis
dibanding dengan di dalam sel darah merah, sehingga sel darah menjadi
mengembang.
Sedangkan untuk perlakuan kedua darah manusia ditetesi
dengan larutan NaCl 0,9%, yang kemudian diamati di bawah mikroskop, dapat
dilihat bahwa keadaan sel darah merah tetap atau normal. Hal ini disebabkan
karena antara konsentrasi di dalam sel darah dan konsentrasi di luar sel darah
(larutan NaCl 0,9%) sama atau disebut juga isotonis, yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan bentuk pada sel darah.
Begitu juga halnya dengan perlakuan darah katak yang
ditetesi dengan larutan NaCl 0,6%, setelah diamati, dapat diketahui bahwa sel
darah katak tidak berubah atau tetap seperti normal. Ini dikarenakan antara
konsentrasi di dalam sel darah katak dan konsentrasi di luar sel darah (larutan
NaCl 0,9%) sama atau disebut juga isotonis, yang menyebabkan tidak terjadinya
perubahan bentuk pada sel darah katak.
Namun, untuk perlakuan darah katak yang ditetesi dengan
larutan NaCl 0,9%, terjadi perubahan bentuk pada sel darah katak yaitu menjadi
mengkerut. Ini terjadi karena konsentrasi larutan NaCl 0,9% hypertonis
dibanding dengan sel darah katak, sehingga menyebabkan sel darah katak
mengkerut.
Percobaan III: Fibrin
Berdasarkan hasil pengamatan pada darah yang sudah beku
kemudian ditetesi beberapa tetes methyl violet dan diamati di bawah mikroskop,
dapat dilihat bahwa adanya fibrin yang berwarna ungu karena diberi zat warna
methyl violet tadi. Fibrin ini berbentuk anyaman serat bercabang seperti jaring yang tersusun teratur.
Fibrin merupakan bentuk aktif dari fibrinogen yang belum
aktif. Fibrinogen diubah menjadi anyaman benang-benang fibrin oleh trombin.
Trombin secara proteolitik melepaskan fibrinopeptida A dan B dari monomer
fibrin pembentuk molekul fibrinogen. Monomer fibrin mendapat kemampuan
menghubungkan dangan fibrinogen atau monomer fibrin lainnya. Bila monomer
fibrin saling berhubungan, akan terbentuk konfigurasi yang disebut protofibril.
Protofibril ini membesar dengan membentuk barisan molekul panjang, yang membuat benang-benang
fibrin. Kemudian benang-benang tersebut saling berhubungan dan membentuk
anyaman serat bercabang yang menghasilkan gel, yang disebut fibrin.
Percobaan IV: Waktu Beku Darah
Pada percobaan untuk mengetahui proses pembekuan darah dan
menentukan lamanya waktu pembekuan darah manusia yang pada kelompok kami
memakai sampel darah Prima yarnialvi, didapatkan hasil bahwa darah prima mulai
membeku pada menit ke tujuh dan positif membeku pada menit ke delapan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya fibrin yang terbentuk yang ditandai dengan potongan
kapiler yang tidak tetap menempel setelah dipatahkan.
Jika suatu jaringan tubuh terluka, trombosit pada permukaan
yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase
ini akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+.
Pembentukan protrombin dipengaruhi dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin kemudian
mengkatalis fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan benang-benang fibrin inilah
yang menyebabkan luka akan tertutup.
Waktu pembekuan darah setiap orang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, berat badan, asupan
nutrisi, aktivitas olahraga, tingkat kesehatan, dan jumlah trombosit.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan tentang darah dan peredarannya, dapat disimpulkan
bahwa:
ü Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah.
ü Pembuluh darah pada katak dapat dibedakan menjadi arteri,
vena dan kapiler.
ü Pada arteri, darah mengalir dengan cepat, karena diameter
pembuluh darah arteri kecil
ü Pada kapiler, darah mengalir agak lambat dibandingkan dengan
arteri, dikarenakan diameternya agak lebih besar dibanding arteri
ü Pada vena, darah mengalir lambat dibanding arteri dan
kapiler, sebab diameter nya paling besar dibanding arteri dan kapiler.
ü Darah manusia yang ditetesi larutan Nacl 0,6% akan
mengembang karena larutan NaCl 0,6% lebih hypotonis
dibanding dengan di dalam sel darah merah.
Sedangkan jika ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, bentuk sel darah akan tetap
atau tidak mengalami perubahan, karena bersifat isotonis.
ü Darah katak yang ditetesi larutan NaCl 0,6% juga tidak
mengalami perubahan bentuk sel, karena juga bersifat isotonis. Sedangkan jika
ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, sel darah katak menjadi mengkerut. Hal ini
disebabkan larutan NaCl 0,9% hypertonis dibanding sel darah.
ü Fibrin merupakan bentuk aktif dari fibrinogen yang belum
aktif.
ü Fibrin adalah protein yang tidak larut, dan fibrinogen
adalah protein yang larut.
ü Faktor
yang memperlambat pembekuan darah (koagulasi), adalah: Suhu rendah (dingin),
menghindari kontak dengan benda asing dan jaringan yang rusak, serta
dekalsifikasi.
ü Faktor
yang mempercepat pembekuan darah (koagulasi), adalah: Pemanasan, pengocokan,
luas permukaan kontak, dan larutan hemostatis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2011.
Fibrin books.google.co.id/ .
diakses tanggal 18 November 2011
Bevelander,
Gerrit., Ramaley, JA., 1988. Dasar-Dasar
Histologi Edisi Ke Delapan. Erlangga. Jakarta
Kimball, JW., 1983. Biologi jilid II edisi ke lima.
Erlangga. Jakarta
Pearce, EC., 2005. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta
Wulangi, KS., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. ITB.
Bandung
Yatim, Wildan. 1990. Histologi. Tarsito. Bandung
trima kasih atas infonya :)
BalasHapus