Jumat, 15 Juni 2012

Darah dan Peredaran Darah


ALIRAN DARAH
PENDAHULUAN
A.      TEORI DASAR
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma.  Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi inteseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. (Subowo. 1992)
Pembuluh darah. Beberapa komponen sistem pembuluh darah, semua mempunyai selaput yang serupa dan kontinu yang terdiri atas suatu lapisan tunggal sel endotel.
Arteri. Dapat dibedakan atas : 1. Arteri elastis, 2. Arteri muskuler 3. Arteriol
Arteri elastis adalah pengkal arteri pada ventrikel dan beberapa arteri besar yang dekat jantung. Pembuluh ini sangat bingkas, karena mengandung serat elastis banyak sekali, dan berguna untuk mengimbangi tekanan darah yang besar yang dipompa jantung. Pangkal arteri pada ventrikel kiri, yang mengalirkan darah keseluruh tubuh, disebut aorta, adalah arteri elastis yang utama.
Arteri muskuler adalah percabangan dari arteri elastis. Kurang bingkas tetapi oleh lapisan ototnya yang tebal maka rongganya (lumen) berpotensi besar untuk melebar dan menyempit sesuai dengan volume tekanan darah.
Arteriol merupakan percabangan halus arteri, diameter 2-150 µm. Percabangan arteriol membentuk kapiler. Berfungsi untuk mengatur aliran darah ke kapiler. Aliran darah di arteriol pelan ndan tekanannya rendah. (Yatim. 1990)
Vena. Berfungsi mengantarkan darah ke jantung. Dimulai sebagai pembuluh darah kecil yang terbentuk dari penyatuan kapiler. Vena kecil ini bersatu menjadi vena yang lebih besar, mungkin juga membentuk batang vena yang mekin mendekati jantung makin besar ukurannya. Jumlah vena lebih banyak dari pada arteri dan ukurannya pun lebih besar. (Pearce. 2005)
Kapiler. Merupakan pipa endotel yang mempunyai diameter 7 sampai 9 µm. Mereka membentuk anyaman yang penyebarannya berkaitan dengan kegiatan metabolisme jaringan atau organ dimana mereka terdapat. Dinding kapiler terdiri atas suatu lapisan tunggal sel-sel endotel, terpisah dari suatu lapisan tipis jaringan penyambung oleh suatu membran basal. (Bevelender, dkk. 1988)
Pembuluh Limpa. Dapat  dibedakan atas : 1. Pembuluh pengumpul 2. Pembuluh kapiler. Pembuluh ini menyalurkan cairan tubuh yang merembes ke celah jaringan di daerah kapiler, kembali ke dalam darah. Kelenjar limpa juga menghasilkan antibodi, dan disalurkan pembuluh ke dalam peredaran darah. (Yatim. 1990)
Sel darah terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
Sel darah merah (eritrosit). Sel-se3l darah merah berbentuk cakra atau bikonkaf dengamn diameter 7.5 µm dan ketebalan di tepi 2 µm. Di bagian tengah cakra tersebut lebih tipis, yaitu 1 µm dari bagian tepinya. Bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. (Kimball. 1983)
Bentuk bikonkaf dari eritrosit ternyata lebih menguntungkan daripada bentuk sebagai bola bagi pelaksanaan fungsinya karena bertambah luasnya permukaan menjadi 20-30% akan mempercepat proses absorpsi dan pelepasan O2. Lagi pula bentuk yang lebih pipih akan memperpendek jarak antara pusat sel dan lingkungannya sehingga dapat mempercepat pertukaran oksigen.
Tidak adanya inti sel eritrosit akan membeikan tempat lebih banyak bagi kandungan Hb sehingga oksigen lebih banyak diikat.
Walaupun bentuknya gepeng, namun pinggirnya berbentuk melengkung sehingga terlindung dari kerusakan karena benturan-benturan.
Eritrosit mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen. (Subowo. 1992)
Sel darah putih (Leukosit). Rupanya bening dan tak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil.
Granulosit atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75% dari seluruh jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum darah merah tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulir.
Sel netrofil paling banyak dijumpai. Sel golongan ini mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam dan basa, dan tampak berwarna ungu.
Sel eosinofil. Hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah.
Sel basofil menyerap pewarna basa dan menjadi biru.
Limfosit membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk dalam kelenjar limfe dan juga dalam seluruh sumsum tulang. Sel ini non-granuler dan tidak memiliki kemampuan bergerak seperti amoeba. Sel ini dibagi lagi dalam limfosit kecil dan besar. Selain itu, ada sejumlah kecil sel-sel yang berukuran lebih besar yang disebut monosit. Sel ini mampu mengadakan gerakan amuboid dan mempunyai sifat fagosit (pemakan). (Pearce. 2005)
Keping-Keping Darah(Trombosit). Merupakan fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit) dalam sumsum tulang. Keping-keping darah berbentuk seperti cakra dan jauh lebih kecil (2 µm) dibanding sel darah merah. Secara normal, dalam setiap kubik milimeter darah terdapat antara 150.000-400.000 keping-keping darah. Sel-sel ini sangat penting dalam proses pembekuan darah. (Kimball. 1983)
Walaupun namanya menunjukkan merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu, dinamakan sebagai keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 µm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. (Subowo. 1992)
Fibrin. Fibrinogen adalah suatu globulin yang terbentuk di dalam hati. Protein ini merupakan zat utama dari berukan darah dan keropeng di luka terbuka. Tetapi, fibrin juga adpat membentuk trombin yang menyumbat pembuluh darah, hingga dapat memutuskan penyaluran oksigen ke organ-organ penting. Fibrinogen diangkut dalam darah dalam keadaan terlarut ke tempat peradangan atau penyembuhan. Di tempat ini fibrinogen diubah menjadi fibrin yang meimiliki struktur seperti serat dan tak dapat larut. Serat-serat yang penjang dari fibrin memperangkap trombosit dan unsur-unsur darah lainnya, lalu melekatnya pada dinding pembuluh. Fibrin dapat dianggap sebagai molekul reparasi yang berperan penting pada penutupan luka melalui pembentukan keropeng. (Anonymous, 2011)
Merubah fibrinogen menjadi anyaman benang-benang fibrin stabil terjadi melalui kerja trombin. Trombin secara proteolitik melepaskan fibrinopeptida A dan B dari monomer fibrin pembentuk molekul fibrinogen. Monomer fibrin mendapat kemampuan menghubungkan dangan fibrinogen atau monomer fibrin lainnya. Bila monomer fibrin saling berhubungan, akan terbentuk konfigurasi yang disebut protofibril. Protofibril ini membesar dengan membentuk barisan  molekul panjang, yang membuat benang-benang fibrin. Kemudian benang-benang tersebut saling berhubungan dan membentuk anyaman serat bercabang yang menghasilkan gel, yang disebut fibrin. (Anonymous. 2011)
Pembentukan jendela fibrin merupakan bagian dari proses pembekuan darah yang dapat dilihat dan diukur. Trombin yang bertindak sebagai enzim dapat memecah ikatan arginilglisin dari fibrinogen menjadi fibrinopeptida A dan B.
Dalam keadaan normal, trombin  tidak terdapat dalam peredaran darah, yang ada adalah protrombin. Perubahan protrombin menjadi trombin dipengaruhi oleh aktifator protrombin yang disebut juga tromboplastin. (Wulangi. 1993)
Pemadatan atau pembekuan darah mampu menghentikan semua pendarahan kecuali pada pembuluh darah yang rusak, keping darah melekat pada permukaan dalam dinding pembuluh tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel rusak di daerah ini melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein-protein tertentu di dalam darah membentuk “tromboplastin”. Dengan adanya ion Ca2+ dan faktor pembeku tambahan dalam plasma tromboplastin mengkatalis perubahan protrombin(suatu globulin serum yang dibuat terus menerus oleh hati) menjadi trombin. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen protein plasma yang dapat larut menjadi fibrin, protein yang tidak dapat larut. Fibrin secara berangsur membentuk suatu lubang tempat sel-sel darah tertanam. Dengan segera dibangun suatu bendungan (bekuan) yang menghentikan keluarnya darah dari pembuluh darah yang pecah. (Kimball. 1983)
Faktor yang memperlambat pembekuan darah (koagulasi), adalah:
·      Suhu rendah (dingin)
·      Menghindari kontak dengan benda asing dan jaringan yang rusak
·      Dekalsifikasi
Faktor yang mempercepat pembekuan darah (koagulasi), adalah:
·      Pemanasan
·      Pengocokan
·      Luas permukaan kontak
·      Larutan hemostatis


B.       TUJUAN
I.          Judul   : Aliran Darah
Tujuan :Memahami sistem peredaran darah pada katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya.
II.       Judul   : Struktur Sel Darah
       Tujuan : -Memahami bentuk dan struktur sel darah.
                 -Membandingkan bentuk dan struktur sel darah katak dan manusia.
III.    Judul   : Fibrin
Tujuan : Memahami proses pembentukan fibrin serta mempelajari bentuk dan struktur fibrin.
IV.    Judul   : Waktu Beku Darah
Tujuan : Memahami proses pembekuan darah dan menentukan lamanya waktu pembekuan darah pada manusia.



ALAT DAN BAHAN & CARA KERJA
A.      ALAT DAN BAHAN
Percobaan I: Aliran Darah
v  Kecebong
v  Urethan
v  Cawan petri
v  Mikroskop
Percobaan II: Struktur Sel Darah
v  Larutan NaCl 0,6 %
v  Larutan NaCl 0,9 %
v  Darah katak dan darah manusia
v  Kloroform
v  Antikoagulan Na-Sitrat
v  Alkohol 96%
v  Mikroskop
v  Objek gelas dan kaca penutup
v  Lancet
v  Syring
v  Kapas
Percobaan III: Fibrin
v  Darah segar
v  Kapas
v  Alkohol
v  Zat warna methyl-violet
v  Mikroskop
v  Objek gelas dan kaca penutup
v  Lancet
Percobaan IV: Waktu Beku Darah
v  Darah manusia
v  Lancet
v  Kapas
v  Alkohol
v  Pembuluh kaca kapiler
B.       CARA KERJA
Percobaan I: Aliran Darah
Percobaan II: Struktur Sel Darah
ü Diletak setetes darah katak pada gelas objek, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6%.
ü Ditutup kaca objek tersebut dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop
ü Diulangi prosedur diatas untuk darah katak dengan ditetesi larutan NaCl 0,9%
ü Dilakukan prosedur diatas untuk darah manusia dengan menggunakan masing-masing larutan NaCl 0,6% dan 0,9%
Percobaan III: Fibrin
ü Diteteskan sedikit darah manusia di atas kaca objek.
ü Dibiarkan sampai membeku
ü Ditambah beberapa tetes zat warna methyl-violet
ü Ditutup dengan kaca penutup, dan diamati di bawah mikroskop
Percobaan IV: Waktu Beku Darah
ü Dibersihkan jari tangan dengan alkohol 96%
ü Ditusuk jari dengan lancet steril
ü Ditampung darah yang keluar ke dalam pembuluh kaca kapiler.
ü Dalam interval waktu 1 menit, dipotong sedikit demi sedikit pembuluh kaca kapiler tersebut sampai terlihat fibrin yang terbentuk
ü Dicatat waktu yang diperlukan darah untuk membeku.



HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.      HASIL PENGAMATAN
Percobaan I: Aliran Darah
Objek : Kecebong
Perbesaran : 16x10









Percobaan II: Struktur Sel Darah
Objek : Darah Manusia ditetesi NaCl 0,6%          Objek : Darah Manusia ditetesi NaCl 0,9%
Perbesaran : 16x10                                                    Perbesaran : 16x10







Objek : Darah Katak ditetesi NaCl 0,6%              Objek : Darah Katak ditetesi NaCl 0,9%
Perbesaran : 16x10                                                    Perbesaran : 16x10








Percobaan III: Fibrin
Objek : Darah Segar








Percobaan IV: Waktu Beku Darah
Sampel Darah
Waktu Beku Darah (Menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
Prima yarnialvi
-
-
-
-
-
-
+
            Keterangan :
-            : belum membeku
+     : mulai membeku
√     : positif membeku

B.       PEMBAHASAN
Percobaan I: Aliran Darah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kecebong dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat pembuluh darah pada kecebong terbagi menjadi tiga, yaitu arteri, kapiler, dan vena. Ketiga pembuluh darah ini dapat dibedakan berdasarkan kecepatan aliran darahnya, yang mana pada arteri, darah mengalir sangat cepat, hal ini dikarenakan arteri memiliki diameter yang kecil. Sedikit berbeda dengan arteri, darah pembuluh kapiler mengalir agak sedikit lambat, hal ini dikarenakan diameter pembuluh kapiler ini agak besar dibanding dengan diameter arteri. Sedangkan untuk pembuluh darah vena, darah mengalir sangat lambat karena memiliki diameter yang lebih besar dibanding arteri dan kapiler.
Selain itu, dilihat dari arah jalannya darah, arteri, kapiler, dan vena juga dapat dibedakan, yaitu pada pembuluh darah arteri, darah mengalir dari jantung menuju keseluruh tubuh, sedangkan darah pada pembuluh darah vena mengalir menuju ke jantung, dan kapiler sebagai penghubung pembuluh darah arteri dan vena.
Percobaan II: Struktur Sel Darah
Dengan melakukan pengamatan terhadap struktur sel darah manusia dan katak, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan-perbedaan antara sel darah manusia dan katak, apalagi dengan dilakukan perlakuan terhadap darah tersebut.
Pada perlakuan pertama, darah manusia ditetesi dengan larutan NaCl 0,6%, kemudian diamati di bawah mikroskop dan didapatkan hasil bahwa sel darah merah manusia yang tidak memiliki inti sel menjadi mengembang. Hal ini disebabkan oleh keadaan luar sel (larutan NaCl 0,6%) lebih hypotonis dibanding dengan di dalam sel darah merah, sehingga sel darah menjadi mengembang.
Sedangkan untuk perlakuan kedua darah manusia ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, yang kemudian diamati di bawah mikroskop, dapat dilihat bahwa keadaan sel darah merah tetap atau normal. Hal ini disebabkan karena antara konsentrasi di dalam sel darah dan konsentrasi di luar sel darah (larutan NaCl 0,9%) sama atau disebut juga isotonis, yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan bentuk pada sel darah.
Begitu juga halnya dengan perlakuan darah katak yang ditetesi dengan larutan NaCl 0,6%, setelah diamati, dapat diketahui bahwa sel darah katak tidak berubah atau tetap seperti normal. Ini dikarenakan antara konsentrasi di dalam sel darah katak dan konsentrasi di luar sel darah (larutan NaCl 0,9%) sama atau disebut juga isotonis, yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan bentuk pada sel darah katak.
Namun, untuk perlakuan darah katak yang ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, terjadi perubahan bentuk pada sel darah katak yaitu menjadi mengkerut. Ini terjadi karena konsentrasi larutan NaCl 0,9% hypertonis dibanding dengan sel darah katak, sehingga menyebabkan sel darah katak mengkerut.
Percobaan III: Fibrin
Berdasarkan hasil pengamatan pada darah yang sudah beku kemudian ditetesi beberapa tetes methyl violet dan diamati di bawah mikroskop, dapat dilihat bahwa adanya fibrin yang berwarna ungu karena diberi zat warna methyl violet tadi. Fibrin ini berbentuk anyaman serat bercabang seperti jaring yang tersusun teratur.
Fibrin merupakan bentuk aktif dari fibrinogen yang belum aktif. Fibrinogen diubah menjadi anyaman benang-benang fibrin oleh trombin. Trombin secara proteolitik melepaskan fibrinopeptida A dan B dari monomer fibrin pembentuk molekul fibrinogen. Monomer fibrin mendapat kemampuan menghubungkan dangan fibrinogen atau monomer fibrin lainnya. Bila monomer fibrin saling berhubungan, akan terbentuk konfigurasi yang disebut protofibril. Protofibril ini membesar dengan membentuk barisan  molekul panjang, yang membuat benang-benang fibrin. Kemudian benang-benang tersebut saling berhubungan dan membentuk anyaman serat bercabang yang menghasilkan gel, yang disebut fibrin.
Percobaan IV: Waktu Beku Darah
Pada percobaan untuk mengetahui proses pembekuan darah dan menentukan lamanya waktu pembekuan darah manusia yang pada kelompok kami memakai sampel darah Prima yarnialvi, didapatkan hasil bahwa darah prima mulai membeku pada menit ke tujuh dan positif membeku pada menit ke delapan. Hal ini dibuktikan dengan adanya fibrin yang terbentuk yang ditandai dengan potongan kapiler yang tidak tetap menempel setelah dipatahkan.
Jika suatu jaringan tubuh terluka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase ini akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Pembentukan protrombin dipengaruhi dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin kemudian mengkatalis fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan benang-benang fibrin inilah yang menyebabkan luka akan tertutup.
Waktu pembekuan darah setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, berat badan, asupan nutrisi, aktivitas olahraga, tingkat kesehatan, dan jumlah trombosit.




KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan tentang darah dan peredarannya, dapat disimpulkan bahwa:
ü  Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah.
ü  Pembuluh darah pada katak dapat dibedakan menjadi arteri, vena dan kapiler.
ü  Pada arteri, darah mengalir dengan cepat, karena diameter pembuluh darah arteri kecil
ü  Pada kapiler, darah mengalir agak lambat dibandingkan dengan arteri, dikarenakan diameternya agak lebih besar dibanding arteri
ü  Pada vena, darah mengalir lambat dibanding arteri dan kapiler, sebab diameter nya paling besar dibanding arteri dan kapiler.
ü  Darah manusia yang ditetesi larutan Nacl 0,6% akan mengembang karena larutan NaCl 0,6% lebih hypotonis dibanding dengan di dalam sel darah merah. Sedangkan jika ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, bentuk sel darah akan tetap atau tidak mengalami perubahan, karena bersifat isotonis.
ü  Darah katak yang ditetesi larutan NaCl 0,6% juga tidak mengalami perubahan bentuk sel, karena juga bersifat isotonis. Sedangkan jika ditetesi dengan larutan NaCl 0,9%, sel darah katak menjadi mengkerut. Hal ini disebabkan larutan NaCl 0,9% hypertonis dibanding sel darah.
ü  Fibrin merupakan bentuk aktif dari fibrinogen yang belum aktif.
ü  Fibrin adalah protein yang tidak larut, dan fibrinogen adalah protein yang larut.
ü  Faktor yang memperlambat pembekuan darah (koagulasi), adalah: Suhu rendah (dingin), menghindari kontak dengan benda asing dan jaringan yang rusak, serta dekalsifikasi.
ü  Faktor yang mempercepat pembekuan darah (koagulasi), adalah: Pemanasan, pengocokan, luas permukaan kontak, dan larutan hemostatis.



DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2011.  Fibrin books.google.co.id/ . diakses tanggal 18 November 2011
Bevelander, Gerrit., Ramaley, JA., 1988. Dasar-Dasar Histologi Edisi Ke Delapan. Erlangga. Jakarta
Kimball, JW., 1983. Biologi jilid II edisi ke lima. Erlangga. Jakarta
Pearce, EC., 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta
Wulangi, KS., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. ITB. Bandung
Yatim, Wildan. 1990. Histologi. Tarsito. Bandung

1 komentar:

my signature