BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Proses
fisiologi dari suatu tanaman tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya air yang
cukup. Air sangat penting dalam reaksi-reaksi metabolisme tubuh. Dengan adanya
air maka mineral-mineral yang ada di dalam tubuh dan hasil-hasil pembentukan
makanan di daun diangkut ke jaringan tertentu dalam bentuk terlarut dalam air
tersebut.
Proses
pengangkutan ini dilakukan oleh jaringan pengangkut berupa xylem dan floem.
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap tanaman Alamanda dengan
dua percobaan utama, dua percobaan ulang dan satu kontrol. Untuk kontrol, kulit
batang tidak di kasi vaselin, sedangkan untuk percobaan yang lainnya yaitu
xylem yang ditutupi dengan vaselin dan floem yang ditutupi dengan vaselin. Hal
ini dilakukan untuk melihat jaringan apakah yang paling utama dalam proses
pengangkutan air ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
1.2
TUJUAN
PRAKTIKUM
Membuktikan
bahwa jalur pengangkutan air yang utama pada tumbuhan adalah melalui xylem,
sedangkan phloem adalah jalur pengangkutan air yang kedua.
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1
KAJIAN
TEORI
Air
adalah bahan yang sangat penting bagi tumbuhan karena air adalah tempat
terjadinya reaksi biokimia,sebagai pelarut, pengangkutan zat hara, sebagai
system hidrolik dan pengatur suhu tubuh.
Air
memasuki tumbuhan melalui bulu akar. Bulu akar hanya ada di ujung akar, namun
dapat berjumlah amat besar. Begitu sampai dalam sel-sel epidermis, air terus
bergerak mengalir diantara sel-sel korteks. Akan tetapi, air dapat memasuki
silinder pusat, harus melalui sitoplasma sel-sel endodermis. Begitu ada dalam silinder pusat, air itu bebas bergerak
diantara sel-sel maupun melaluinya. Di dalam akar muda, air memasuki xylem
dengan segera. Dalam akar yang lebih tua, harus melalui seberkas floem dan
kambium dahulu, yaitu melalui sel-sel yang memanjang secara horizontal, jejari
xylem.
Sesampainya
di xylem, air dan mineral yang mengendap di dalamnya bergerak ke atas dalam
pembuluh dan trakeid, yang terus ke akar dan batang. Pada setiap tingkat, air
dapat menigngalkan xylem dan secara lateral lewat dan menyediakan keperluan
jaringan-jaringan lain. Pada daun, xylem itu melalui tangkai daun dan kemudian
ke dalam urat-urat daun. Pada ujung urat-urat, air meniggalkan xylem dan
memasuki lapisan bunga karang dan sel-sel lapisan palisade daun. Di sini air
dapat dipakai dalam fotosintesis atau diuapkan dari daun dalam proses
transpirasi. (Kimball, 1983)
Pengangkutan
air dalam tumbuhan ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu daya hisap daun (teori kohesi), daya tekan akar, dan aktivitas xylem.
Ada
tiga elemen dasar dari teori kohesi untuk menjealskan pergerakan vertikal air
dalam tubuh tumbuhan, yakni: tenaga pendorong, hidrasi pada lintasan yang
dilalui, dan gaa kohesi antara molekul air.
Tenaga
pendorong untuk pergerakan vertikal air di dalam tubuh tumbuhan dapat dilihat
bahwa air bergerak dari dalam tanah, melalui tubuh tumbuhan menuju atmosfir.
Potensi air harus lebih tinggi dari potensi air udara (atmosfir) di sekitar
tumbuhan.
Dinding
tubuh tumbuhan tersusun dari senyawa yang bersifat hidrofilik, yakni: selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Molekul air dapat terikat pada suatu permukaan
hidrofilik oleh tenaga hidrasi. Dengan demikian, air yang sudah berada di dalam
pembuluh xylem tidakm dapat ditarik kembali ke akar oleh gaya gravitasi.
Tetapi, udara yang kering dapat menarik air tersebut.
Antara
molekul air terdapat gaya tarik menarik yang disebut sebagai gaya kohesi. Air
di dalam tubuh tumbuhan sering berada dalam keadaan tertarik (tension). Tenaga
tarikan ini disebabkan oleh proses transpirasi yang berlangsung, serapan air
secara osmotik oleh sel-sel hiudp di sekitar pembuluh xylem dan tenaga hidrasi
dari dinding sel. Adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan
kolom air di dalam pembuluh xylem. (Lakitan,
2007)
Tekanan
akar menyebabkan gutasi, yaitu tetesan butiran air yang dapat dilihat di pagi
ari pada ujung-ujung helaian daun rumput atau pinggiran daun kecil herba
(tumbuhan tak berkayu) dikotil. Pada malam hari, ketika laju transpirasi rendah
, akar dari beberapa tumbuhan tetap mengakumulasikan mineral dan tekanan akar
mendorong getah xylem ke dalam sistem tunas lebih banyak air yang memasuki daun
dibandingakn dengan yang ditranspirasi di daun.
Pada
sebagian tumbuhan, tekanan akar bukanlah mekanisme utama yang mendorong naiknya
getah xylem. Setinggi-tingginya tekanan akar hanya dapat memaksa air untuk naik
ke atas beberapa meter saja, dan banyak tumbuhan yang termasuk beberapa pohon
yang paling tinggi tidak dapat menghasilkan tekanan akar sama sekali. Bahkan,
pada sebagian besar tumbuhan kecil yang memperlihatkan gutasi. Tekanan tidak
dapat mengikuti kecepatan transpirasi setelah matahari terbit. Pada sebagian
besar tumbuhan, getah xylem tidak terdorong dari bawah olehtekakan akar tetapi
ditarik ke atas oleh daun itu sendiri. (Campbell,
2002)
2.2
HIPOTESIS
Jalur
pengangkutan air yang utama pada tumbuhan adalah melalui xylem, sedangkan floem
adalah jalur pengangkutan air yang kedua.
BAB III
METODE
3.1
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
·
Tumbuhan
Alamanda
·
Aquades
v Bahan
·
Botol
·
Erlemeyer
5 buah
·
Pisau
cutter
·
Kertas
Karton
·
Vaselin
·
Karet
Gelang
3.2
CARA
KERJA
1. Masing-masing botol erlemeyer didisi dengan
air sampai permukaan air sama tinggi atau dengan skala tertentu.
2. Kulit tumbuhan I dikupas, kemudian xylemnya
ditutup dengan vaselin.
3. Tumbuhan II Floemnya ditutup dengan vaselin.
4. Kedua tumbuhan tersebut secara bersamaan
dimasukkan kedalam erlemeyer.
5. Untuk tumbuhan III dan IV dilakukan hal yang
sama dengan tumbuhan I dan II sebagai percobaan ulangan.
6. Untuk control tanpa dilakukan penutupan dengan
vaselin.
7. Hasil pengamatan dicatat setiap 24 jam selama
3 x 24 jam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Waktu
Mulai & Tenggang Waktu (Hari)
|
Jumlah
air yang dikeluarkan (ml)
|
||||
Percobaan
Utama
|
Percobaan
Ulangan
|
Kontrol
|
||||
Xylem
|
Phloem
|
Xylem
|
Phloem
|
|||
1
|
Hari
ke 1
|
2.5
|
3.5
|
3.0
|
3.2
|
4.8
|
2
|
Hari
ke 2
|
4.0
|
8.5
|
5.5
|
7.1
|
9.0
|
3
|
Hari
ke 3
|
6.5
|
12
|
7.0
|
11
|
15
|
Rerata/hari:
|
4.3
|
8
|
5.2
|
7.1
|
9.6
|
B. PEMBAHASAN
Pengamatan
dilakukan terhadap batang tumbuhan Alamanda yang dikupas kulitnya dan diberi beberapa
perlakuan yaitu, xylem yang ditutup dengan vaselin, floem yang ditutup dengan
vaselin dan kontrol tanpa ditutupi dengan vaselin, dengan dua percobaan utama,
dua percobaan ulangan, dan satu kali sebagai kontrol. Vaselin ini berfungsi
untuk mencegah terjadinya transpirasi.
Pada
pengamatan batang Alamanda yang xylemnya ditutupi vaselin, air akan masuk
melalui floem. Begitu juga halnya pada batang yang floemnya ditutupi vaselin,
yang berfungsi menyerap air adalah xylem.
Dari
percobaan yang dilakukan, dapat diperoleh data bahwa semakin hari, semakin
banyak air yang diserap oleh batang. Pada batang Alamanda yang xylemya ditutupi
dengan vaselin, setelah beberapa hari tanaman nampak menjadi layu dengan
ciri-ciri daun tanaman Alamanda tidak segar. Sedangkan pada batang Alamanda
yang floemya ditutupi dengan vaselin , setelah beberapa hari tanaman tetap
segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik. Sedikit
berbeda pada batang Alamnda sebagai kontrol, tanaman ini lebih terlihat segar
dibanding dengan tanaman yang floemnya ditutupi vaselin.
Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman yang bagian floemnya di tutup dengan vaselin masih
tetap dapat hidup karena yang paling berperan dalam proses penyerapan air
adalah jaringan xylem sedangkan jaringan floem hanya menebarkan makanan yang
dihasilkan dari proses fotosintesis keseluruh bagian tanaman, sehingga tidak
terlalu berpengaruh besar dalam proses pertumbuhan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Pada
tumbuhan terdapat dua berkas pengangkut yaitu jaringan xylem dan jaringan
floem. Jaringan xylem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari tanah ke
daun, sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa jalur pengangkutan air
yang utama pada tumbuhan adalah melalui xylem, sedangkan floem adalah jalur
pengangkutan air yang kedua. Hal ini dapat dibuktikan pada pengamatan batang yg
xylemnya ditutupi vaselin setelah beberapa hari tanaman nampak menjadi layu
dengan ciri-ciri daun tanaman Alamanda tidak segar. Sedangkan pada batang
Alamanda yang floemya ditutupi dengan vaselin , setelah beberapa hari tanaman
tetap segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell,
LG., 2002. Biologi jilid II edisi ke lima.
Erlanga. Jakarta
Kimball, John. 1983. Biologi jilid II
edisi ke lima. Erlangga. Jakarta
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar