BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Beraneka
ragam unsur dapat ditemukan dalam tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh
unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa
unsur yang ditemukan di dalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolisme
atau meracuni tumbuhan.
Di
samping karbondioksida dan air, tumbuhan masih memerlukan zat-zat lain yang
disebut dengan hara mineral. Hara mineral ini ada yang esensial ada yang
non-esensial. Natrium bukanlah suatu makrohara, juga tidak bisa dipastikan
sebagai unsur esensial. Namun, dalam konsentrasi yang rendah atau sedikit dapat
dikatakan sebagai unsur esensial bagi tumbuhan, yaitu untuk menggantikan
sebagian kalium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum.
Untuk
melihat pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman,
maka dilakukanlah pengamatan pada kacang hijau yang diamati selama 7 hari.
1.2
TUJUAN
PRAKTIKUM
Untuk melihat
pengaruh salinitas NaCl terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman kacang
hijau
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1
KAJIAN
TEORI
Tumbuhan
memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis.
Namun, untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga memerlukan bahan mentah
dalam bentuk bahan-bahan anorganik seperti karbondioksida, air dan berbagai
mineral yang ada sebagai ion anorganik dalam tanah. (Campbell, dkk. 2002)
Di
samping karbondioksida dan air, tumbuhan masih memerlukan zat-zat lain.
Misalnya, untuk pembentukan protein dan asam nukleat tumbuhan memerlukan
nitrogen dan fosfor. Magnesium diperlukan utnuk pembentukan molekul chlorophyl.
Sejumlah unsur lainnya diperluksan oleh setiap tumbuhan. Semua unsur ini
diperoleh tumbuhan dari air tanah dalam bentuk kimia larutan senyawa. Oleh
karena mineral terus menerus dipakai untuk aktivitas sintesis dalam metabolisme
suatu tumbuhan, maka mineral dalam rambut akar konsentrasinya lebih rendah
daripada konsentrasi mineral dalam air di sekelilingnya. Oleh sebab itu
biasanya mineral masuk ke dalam rambut akar secara difusi. (Soemarwoto, dkk. 1981)
Ada
dua kriteria utama untuk menentukan esensial atau tidaknya suatu unsur dalam
tumbuhan. Pertama, suatu unsur disebut esensial jika tumbuhan tidak mampu
menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut. Kedua, suatu unsur adalah
esensial jika unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan
tumbuhan yang esensial bagi tumbuhan
itu. (Salisbury, 1995)
Suatu
unsur kimia tertentu dianggap sebagai suatu nutrien esensial jika nutrien
tersebut diperlukan agar suatu tumbuhan dapat tumbuh dari suatu biji dan
menyelesaikan siklus kehidupannya. Unsur yang diperlukan oelh tumbuhan dalam
jumlah yang relatif besar disebut makronutrien. Terdapat sembilan makronutrien,
yang meliputi enam unsur penyususn utama senyawa organik : karbon, oksigen,
hidrogen, sulfur dan fosfor. Tiga makronutrien lainnya adalah kalium, kalsium
dan magnesium. Unsur-unsur yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit
disebut mikronutrien. Kedelapan mikronutrien tersebut adalah besi, klorida,
tembaga, mangan, seng, molibdenum, boron, dan nikel. (Campbell, dkk. 2002)
Disamping
unsur esensial ini beberapa spesies membutuhkan unsur lain, selama bertahun-
tahun terbukti bahan natrium dibutuhkan paling tidak menguntungkan spesies
padang pasir seperti Atriplek vesicaria. Pada tahun 1945 Harmer dan
Benne menyusun spesies tumbuhan kedalam beberapa kelompok berdasarkan
tanggapannya terhadap natrium yang diberikan bersama kalium, dalam jumlah cukup
atau tidak cukup. Jelas dari hasilya bahwa kalium dalam jumlah tertentu
dibutuhkan oleh semua spesies, dan tidak dapat digantikan oleh natrium, tapi tidak
terbukti bahwa natrium adalah unsur esensial. Peran utamanya adalah
menggantikan sebagian kalium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum. (Salisbury, 1995)
Natrium
bukanlah termasuk mikrohara dan bukan juga termasuk unsur esensial, tetapi
apabila natrium itu berada dalam jumlah yang sedikit maka dapat dikatakan
sebagai unsur esensial bagi tumbuhan. Diketahui bahwa bagian yang paling aktif
dalam penyerapan garam bukan bagian rambut akar pada tanaman tersebut melainkan
darah perpanjangan sel tepatnya dibagian ujung akar. Dimana agar garam – garam
mineral dapat diagkut dengan mudah ke sistem pucuk maka ion diserap oleh akar
dari larutan tanah yang mana itu harus melintasi kotek dan xylem dahulu. (Loveless, 1987)
Terdapat sejumlah unsur
lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, walaupun
tidak dapat dikategorikan ke dalam unsur esensial. Unsur ini diketahui
berfungsi secara parsial sebagai suatu unsur esensial dalam tanaman dan disebut
unsur benefesial. Marscher mengusulkan unsur-unsur yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain: Na, Si, Co, Ni, Se (selenium), dan Al (aluminium). Sementara
itu, Basiouny mengusulkan Vanadium (V). (Firdaus,
dkk. 2006)
2.1
HIPOTESIS
Adanya
pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman kacang
hijau.
BAB
III
METODE
3.1
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
· Tabung
reaksi 6 buah
· Kapas
· Rak
tabung reaksi
· Kertas
label
v Bahan
· Tanaman
kacang hijau yang masih muda
· Larutan
NaCl 0,00 M, 0,01 M, 0,05 M, 0,10 M, 0,20 M
3.2
CARA
KERJA
1. Disiapkan
larutan NaCl dengan konsentrasi : 0,00 M, 0,01 M, 0,05 M, 0,10 M, dan 0,20 M
masing-masing 100cc
2. Masing-masing
larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diberi label dengan kertas label
3. Dimasukkan
tanaman kacang hijau kedalam tabung reaksi
4. Mulut
tabung reaksi ditutup dengan potongan kapas (diusahakan agar batang
tanamandapat berdiri tegak)
5. Pengamatan
dilakukan selama 7 hari dan dicatat semua perubahan yang terjadi pada tanaman
6. Dihari
terakhir pengamatan, dicatat dan diukur volume larutan yang ada pada
masing-masing tabung reaksi.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
PENGAMATAN
Indikator
|
Kadar
NaCl
|
||||
0,00
M
|
0,01
M
|
0,05
M
|
0,10
M
|
0,20
M
|
|
Tinggi Batang
|
H1: 9 cm
|
H1: 9 cm
|
H1: 9 cm
|
H1: 9,7 cm
|
H1: 11,1 M
|
H7: 11,5 cm
|
H7: 11 cm
|
H7: 13 cm
|
H7: 12,5 cm
|
H7: 12,2 M
|
|
Panjang Daun
|
H1: 3,9 cm
|
H1: 4 cm
|
H1: 3,6 cm
|
H1: 3,5 cm
|
H1: 4,3 cm
|
H7: 4,2 cm
|
H7: 4,4 cm
|
H7: 3,7 cm
|
H7: 4 cm
|
H7: 4 cm
|
|
Lebar Daun
|
H1: 1,5 cm
|
H1: 1 cm
|
H1: 1,5 cm
|
H1: 1,3 cm
|
H1: 2,1 cm
|
H7: 2,2 cm
|
H7: 1,5 cm
|
H7: 1,6 cm
|
H7: 1,1 cm
|
H7: 1,4
|
|
Jumlah Akar
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Bentuk Batang
|
H1: batang tegak
|
H1: batang tegak
|
H1: batang tegak
|
H1: batang tegak
|
H1: batang tegak
|
H7: batang tegak
|
H1: batang layu
|
H1: batang layu
|
H1: batang layu
|
H1: batang layu dan
kering
|
|
Warna Daun
|
H1: hijau
|
H1: hijau
|
H1: hijau
|
H1: hijau
|
H1: hijau
|
H7: hijau
|
H7: hijau
kekuningan
|
H7: kekuningan
|
H7: kekuningan
|
H7: kuning
kecoklatan
|
Konsentrasi
(NaCl)
|
Volume
air yang berkurang
|
0,00
M
|
3
cm
|
0,01
M
|
2
cm
|
0,05
M
|
1,8
cm
|
0,10
M
|
5,5
cm
|
0,20
M
|
1,7
cm
|
Pengamatan Kualitatif Pengaruh
Garam terhadap Penyerapan Air dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
NaCl
|
H1
|
H2
|
H3
|
H4
|
H5
|
H6
|
H7
|
0,00
M
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
-
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Warna daun hijau
|
Daun hijau dan diameter bertambah
|
Daun segar
|
-
|
Daun hijau
|
Daun segar
|
Daun segar
|
|
Belum tumbuh akar
|
Belum tumbuh akar
|
Akar belum tumbuh
|
-
|
Akar tidak tumbuh
|
Akar tidak tumbuh
|
Tidak tumbuh akar
|
|
0,01
M
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Batang layu
|
-
|
Batang layu
|
Batang layu
|
Tidak tumbuh akar,
Tumbuhan mati
|
Warna daun hijau
|
Warna daun hijau
|
Daun layu menguning
|
-
|
Daun layu menguning
|
Daun layu menguning
|
||
Belum tumbuh akar
|
Leher akar membiru
|
Tidak tumbuh akar
|
-
|
Tidak tumbuh akar
|
Tidak tumbuh akar
|
||
0,05
M
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Tumbuhan layu, daun menguning
|
-
|
Tumbuhan mati
|
Tumbuhan mati
|
Tumbuhan mati
|
Warna daun hijau
|
Warna daun hijau
|
-
|
|||||
Belum tumbuh akar
|
Belum tumbuh akar
|
-
|
|||||
0,10
M
|
Batang tegak
|
Daun menguning
|
Tumbuhan layu
|
-
|
Tumbuhan mati
|
Tumbuhan mati
|
Tumbuhan mati
|
Warna daun hijau
|
-
|
||||||
Belum tumbuh akar
|
Akar tidak tumbuh
|
Akar tidak tumbuh
|
-
|
||||
0,20
M
|
Batang tegak
|
Batang tegak
|
Tumbuhan layu
|
-
|
Tumbuhan layu, daun layu dan
kering
|
Tumbuhan mati
|
Tumbuhan mati
|
Warna daun hijau
|
Warna daun hijau
|
-
|
|||||
Belum tumbuh akar
|
Belum tumbuh akar
|
Akar tidak tumbuh
|
-
|
4.2
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada tanaman kacang hijau selama 7 hari, dapat diketahui bahwa adanya
pengaruh kadar garam terhadap penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau. Hal
ini dapat dibuktikan dengan perubahan tinggi batang, panjang daun, lebar daun,
bentuk batang, dan warna daun kacang hijau yang di rendam dengan larutan NaCl
dengan masing-masing konsentrasi 0,00 M, 0,01 M, 0,05 M, 0,10 M, dan 0,20 M.
Selain itu, juga terjadinya pengurangan volume pada larutan NaCl.
Pada
percobaan ini volume air yang hilang pada tiap – tiap konsentrasi tidak
seimbang, dimana pada konsentrasi 0,10 M lebih banyak air yang hilang dari pada
konsentrasi 0,20 M, sedangkan seharusnya semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan NaCl maka volume air akan semakin berkurang juga sehingga tekanan
osmotiknya akan besar, potensial osmotik rendah dan potensial airnya juga akan
rendah.
Berkurangnya
volume larutan NaCl ini disebabkan oleh potensial
air dalam sel rendah sehingga air dapat masuk kedalam sel, dan dimanfaatkan
oleh tumbuhan sebagai bahan dalam fotosintesis, melarutkan zat-zat yang
dibutuhkan tumbuhan serta untuk mempertahankan turgiditas sel tumbuhan. Karena
banyak aktivitas tumbuhan yang ditentukan oleh air dan bahan yang larut dalam
air.
Jika dilihat dari pertumbuhan tanaman
kacang hijau, dapat diketahui bahwa terjadinya pertambahan tinggi batang,
panjang daun, dan lebar daun kacang hijau, namun pada konsentrasi 0,10 M dan
0,20 M diameter lebar daun menjadi berkurang (mengkerut). Begitu juga dengan
bentuk batang, dan warna daunnya. Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka semakin
layu batang tanaman kacang hijau dan warna daunnya semakin kekuningan. Hal ini
disebabkan karena potensial air sel tanaman
kacang hijau lebih tinggi dari pada potensial air larutan, akibatnya air dari
sel berosmosis ke luar, sehingga tanaman menjadi kering dan proses
fisiologisnya terganggu dan akhirnya tanaman mati.
BAB
V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
·
Selain karbondioksida dan air, tumbuhan
masih memerlukan zat-zat lain berupa hara mineral.
·
Suatu unsur disebut esensial jika
tumbuhan itu tidak mampu menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut dan
jika unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhan yang
esensial bagi tumbuhan itu.
·
Apabila natrium berada dalam jumlah yang
sedikit maka dapat dikatakan sebagai unsur esensial bagi tumbuhan.
·
Adanya pengaruh kadar garam terhadap
penyerapan air dan pertumbuhan kacang hijau.
·
Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka
semakin layu batang tanaman kacang hijau dan warna daunnya semakin kekuningan.
·
Berkurangnya volume larutan NaCl
disebabkan oleh potensial air dalam sel
rendah sehingga air dapat masuk kedalam sel.
·
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell,
LG., 2002. Biologi jilid II edisi ke lima.
Erlanga. Jakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida
Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas
Riau. Pekanbaru.
Loveless, R.A.
1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit
ITB. Bandung
Soemarwoto, I., Gandjar, I., Guharja,
E., Nasution, AH., Soemartono, SS., Soemadikarta, LK., 1981. Biologi Umum II. Gramedia. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar