BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Tanaman
mendapatkan sumber energinya dari sinar matahari. Energi matahari diubah dalam kloroplas
untuk dijadikan energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Dalam proses penyusunan
dan pembakaran berbagai zat organik, kita akan mendapatkan suatu zat yang akan
membantu perubahan-perubahan tersebut yang kita kenal dengan enzim. Kerja
enzim pada umumnya mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi
dengan bergabungnya substrat dan enzim. Masing-masing enzim dapat bekerja pada
suhu dan pH tertentu dan aktivitasnya berkurang dalam keadaan di bawah atau di
atas titik tersebut.
Pada praktikum ini,
kami melakukan pengamatan pada pengaruh kerja enzim terhadap kecepatan
perubahan amilum menjadi glukosa, yang mana enzim yang digunakan dalam
pengamatan ini didapat dari supernatan kecambah kacang hijau yang berumur 1
hari. Percobaan ini kami lakukan dengan perlakuan kadar enzim yang
berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk mengamati perbedaan kecepatan waktu
perubahan amilum menjadi glukosa pada setiap kadar enzim.
1.2
TUJUAN
PRAKTIKUM
Mengamati
pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan amilum menjadi
glukosa.
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1
KAJIAN
TEORI
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama
penyusunannya dan beberapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan
tanpa adanya penambahan komponen lain. Enzim berperan secara lebih spesifik
dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik, sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun. Enzim juga tanggap terhadap
perubahan kondisi lingkungan, sehingga perubahan dapat dilakukan oleh tumbuhan
sesuai dengan perubahan unsur lingkungan. (Lakitan. 2007)
Fungsi utama suatu enzim adalah mengurangi hambatan energi aktivasi pada suatu
reaksi kimia. Yang dimakud dengan energi aktivasi adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk membawa suatu substansi ke status reaktifnya. Enzim bergabung
dengan substansinya (substrat) membentuk suatu status transisi yang membutuhkan
energi aktivasi lebih kecil untuk berlangsungnya reaksi kimia tersebut. (Pelczar,
dkk. 1986)
Aktivitas suatu enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan umum, seperti
suhu dan pH, dan juga oleh faktor kimiawi tertentu yang secara khusus
mempengaruhi enzim itu.
ü Suhu
Sampai pada
suatu titik, kecepatan suatu reaksi enzimatik meningkat sejalan dengan
meningkatnya suhu, sebagian disebabkan karena substrat akan bertubrukan dengan
tempat aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak lebih cepat. Setiap enzim
memiliki suatu suhu optimum dimana laju reaksinya berjalan cepat. Suhu ini
memungkinkan terjadinya tubrukan molekuler paling banyak tanpa mendenaturasikan
enzim itu. (Campbell, dkk. 2002)
ü Konsentrasi
enzim
Pengaruh
konsentrasi enzim pada laju aktivitas enzim-enzim yang derajat kemurniannya
tinggi, di dalam batas-batas tertentu, terdaat hubungan linear antara jumlah
enzim dan taraf aktivitas. (Pelczar, dkk. 1986)
ü Konsentrasi
substrat
Pada konsetrasi substrat yang amat rendah, kecepatan reaksi pun amat
rendah, tetapai, kecepatan ini akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
substrat. Jika kita menguji pengaruh
konsentrasi substrat yang terus meningkat setiap saat kita mengukur
kecepatanawal reaksi yang dikatalisis ini, kita akan menemukan bahwa kecepatan
ini mungkin dengan nilai yang semakin
kecil. Pada akhirnya, akan tercapai titik batas, dan setelah titik ini
dilampaui, kecepatan reaksi akan segera meningkat sedemikian kecil dengan
bertambahnya konsentrasi substrat. Bagai manapun tingginya konsentrasi substrat
setelah titik ini tercapai, kecepatan reaksi ini akan mendekati. Tetapi, tidak
akan pernah mencapai garis maksimum. (Lehninger,
1982).
Enzim
memiliki beberapa sifat umum, yaitu:
1. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
dengan cara menurunkan energi pengaktifannya, jadi meningkatkan proporsi
molekul yang mencukupi energi untuk bereaksi pada suatu waktu tertentu.
2. Walaupun enzim-enzim itu mengambil
bagian dalam reaksi yang dikatalisisnya, tidak mengalami perubahan yang tetap,
sebab pada akhir reaksi enzim terbentuk kembali dan dengan demikian dapat
digunakan secara terus menerus.
3. Sejumlah kecil enzim diperlukan untuk
memberi efek yang besar sekali pada reaksi yang dikatalisisnya.(Loveless. 1987)
Peruraian Pati
Salah
satu aktivitas peruraian yang paling umum dalam tumbuhan ialah transformasi
pati menjadi gula. Kegiatan ini bekerja oleh enzim amilase (kadang-kadang disebut diastase). Enzim ini telah lama
dikenal, yang bertindak atas pati dan menghasilkan maltosa. Amilase dan enzim –
enzim peruraian tertentu lainnya menyebabkan perubahan tersebut dengan cara hidrolisis, proses yang mengubah senyawa
kompleks menjadi satu atau beberapa senyawa yang lebih sederhana melalui reaksi
dengan air. Hidrolisis pati dapat terlihat pada persamaan reaksi berikut:
2(C6H10O5)n
+ n(H2O) amilase n (C12H22O11)
Pati air maltosa
Maltosa segera berubah menjadi glukosa karena enzim maltase, dan biasanya tidak berakumulasi
dalam sel tumbuhan. Kerja maltase terlihat pada persamaan reaksi:
C12H22O11 + H2O maltase 2C6H12O6
Maltosa air glukosa
(Tjitrosomo. 1983)
2.2
HIPOTESIS
Adanya
pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan perubahan amilum menjadi glukosa.
BAB III
METODE
3.1
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
·
Gelas ukur
·
Mortar porselin
·
Tabung reaksi
·
Sentrifuge
·
Beaker glass
·
Pipet
·
Rak tabung reaksi
v Bahan
· Kecambah kacang hijau yang berumur 1 hari
· Larutan amilum 4 %
· JKJ
· Aquadest
3.2
CARA
KERJA
1.
Dipilih
100 kecambah kacang hijau yang baik dan dikupas kulitnya untuk digerus dengan
mortar porselin sampai halus
2.
Bubur
kecambah kacang hijau tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur kemudian ditambah
aquadest sampai rata ( 100 ml ) dan disentrifuse selama 5 menit
3.
Supernatan
dipisahkan dengan lapisan bawah
4.
Larutan
amilum 4 % dipanaskan
5.
Cairan
supernatan dari enzim dianggap memiliki kadar 100 %
6.
Ke
dalam tabung reaksi dimasukkan ( Membuat Enzim ) :
a.
100
% : Hasil sentrifuse ( 5 ml dari
supernatan/enzim )
b.
75
% : 3, 75 ml enzim + 1, 25 ml
aquadest
c.
50
% : 2, 5 ml enzim + 2, 5 ml
aquadest
d.
25
% : 1, 25 ml enzim + 3, 75 ml
aquadest
e.
Campurkan 2, 5 ml amilum + JKJ sampai berwarna biru tua pada
masing-masing tabung reaksi.
7.
Tentukan
lama waktu yang diperlukan dalam pengubahan amilum menjadi glukosa.
8.
Amati
hubungan antara perubahan warna dengan kadar enzim, dan dibuat grafiknya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
PENGAMATAN
a.
Pengaruh
Kadar Enzim terhadap Kecepatan Perubahan Amilum menjadi Glukosa
Kadar
supernatan (%) kacang hijau
|
Warna awal
|
Waktu (menit)
|
Perubahan
warna yang terjadi
|
25%
|
Biru pekat
|
45
|
Biru
|
50%
|
Biru pekat
|
45
|
Biru muda
|
75%
|
Biru pekat
|
45
|
Biru kehijauan
|
100%
|
Biru pekat
|
45
|
Hijau kebiruan
|
*Gambar lihat di lampiran
b.
Grafik
Pengaruh Kadar Enzim terhadap Perubahan Amilum menjadi Glukosa
Waktu
(menit)
konsentrasi
enzim (ml)
1,25 2,5 3,75 5,0
4.2
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan pada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan perubahan amilum
menjadi glukosa, didapatkan hasil bahwa semakin banyak kadar enzim maka semakin
cepat waktu perubahan amilum menjadi glukosa. Hal ini dapat dibuktikan pada kadar
100% yaitu dengan larutan amilum 2,5ml ditambah larutan JKJ kemudian ditambah
5ml supernatan (enzim), mengalami perubahan warna larutan paling cepat
dibanding dengan kadar 75%, 50%, dan 25%. Hal ini dikarenakan pada kadar 100%,
memiliki tingkat enzim yang lebih banyak dibanding kadar 75%,50%, dan 25% yaitu
5ml.
Sesuai
dengan teorinya yaitu laju reaksi tergantung perjumlah enzim dalam substrat
yang berhasil membentuk kompleks jika konsentrasi keduanya tinggi, jumlah
kompleks yang mungkin terbentuk juga tinggi jika substrat cukup tersedia,
penggandaan konsentrasi enzim menyebabkan laju reaksi meningkat dua kali lipat. (Lakitan. 2007).
Pada
percobaan ini enzim yang digunakan untuk merubah amilum menjadi glukosa didapat
dari supernatan kecambah kacang hijau yang berumur 1 hari, yang mana kecambah tersebut sempat melakukan
respirasi yang dalam hal ini menggunakan energi cadangannya berupa glukosa dan ditimbun dalam bentuk pati. Dan dengan
cara di sentrifuse maka akan diperoleh
supernatannya sebagai enzim,
yaitu enzim amilase yang akan merubah amilum menjadi glukosa.
Penambahan
larutan JKJ juga dilakukan pada larutan amilum agar uraian amilum menjadi
glukosa dapat diketahui atau dapat dikatakan larutan JKJ digunakan sebagai alat
ukur laju reaksi pembetukan amilum menjadi glukosa dimana waktu supernatan
dalam amylase ditambahkan larutan JKJ akan menghasilkan warna biru, namun
setelah beberapa saat perubahan warna terjadi, warna biru menjadi warna putih,
hal ini menandakan hidrolisis amilum sudah terjadi. (Winarto, 1983)
Kadar
air dalam reaksi pembentukan glukosa sangat berpengaruh dengan kadar
supernatant yang berbeda – beda, maka kadar air yang dibutuhkan akan berbeda –
beda pula. Terlihat pada keadaan supernatant 100% penambahan aquades tidak ada,
namun kecepatan reaksi dapat dilihat lebih cepat dibandingkan dengan supernatan
yang kadar airnya banyak. Dalam reaksi enzim air tidak mutlak sebagai faktor
yang penting, namun jenis keterkaitan enzim air lebih penting terhadap
keaktifan enzim (Winarto, 1983) lain
halnya dengan keadaan supernatant 25% maka laju reaksi akan lambat karena
didukung oleh kadar airnya bebas.
Namun, pada praktikum mengamati
perubahan amilum menjadi glukosa, kelompok kami tidak dapat membuktikan warna
perubahannya yaitu dari warna biru pekat menjadi putih. Ini dikarenakan waktu
pengamatan yang kami lakukan hanya sampai menit ke 45, dan warna ke empat
larutan belum menjadi putih. Akan tetapi, kami dapat menarik kesimpulan yang
sesuai dengan grafik yang dibuat, bahwa semakin banyak kadar enzimnya, maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk merubah amilum menjadi glukosa. hal
ini dibuktikan dengan kadar 100% memiliki warna hijau kebiruan, sedangkan untuk
kadar 25% masih memiliki warna biru muda pada menit ke 45.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan dalam mengamati perubahan amilum menjadi glukosa,
didapatkan kesimpulan bahwa:
ü Enzim
adalah katalis hayati yang berfungsi mempercepat reaksi namun tidak ikut
bereaksi.
ü Enzim
hanya dapat berkerja pada suatu jenis reaksi tertentu saja.
ü Aktivitas
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat, suhu, dan pH.
ü Semakin
tinggi kadar enzim, maka semakin cepat laju reaksi.
ü Enzim
yang digunakan untuk merubah amilum menjadi glukosa adalah amilase yang didapat
dari supernatan kecambah kacang hijau berumur 1 hari.
ü
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell,
LG., 2002. Biologi jilid 1 edisi ke lima.
Erlanga. Jakarta
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lehninger,
AL. 1982. Dasar –Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga.Jakarta.
Loveless,
R.A. 1987. Prinsip-prinsip
biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta
Pelczar,
MJ., Chan, ECS., 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
Tjitrosomo, Siti Sutarmi, dkk. 1983. Botani Umum 2. Angkasa : Bandung
Winarto, F.G, 1983. Enzim Pangan. PT Gramedia. Jakarta
LAMPIRAN
Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Perubahan Amilum
menjadi Glukosa
Gambarnya tidak keliatan
BalasHapus