BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Stomata
memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan tumbuhan karena kekhasan
struktur yang dimilikinya. Untuk kelangsungan hidupnya, tumbuhan membutuhkan
makanan. Untuk membuat makanan, tumbuhan harus membentangkan daunnya pada
matahari dan mendapatkan CO2 dari udara. CO2 akan
berdifusi ke dalam daun sedangkan oksigen yang dihasilkan sebagai hasil
sampingan dari fotosintesis akan berdifusi keluar dari daun melalui stomata.
Pada
sebagian besar tumbuhan, stomata membuka pada waktu siang hari dan menutup pada
malam harinya. Pada kondisi tertentu, stomata dapat juga menutup pada siang
hari khususnya pada sore hari. Buka tutup stomata dan perubahan ukurannya
disebabkan oleh perubahan bentuk sel penjaga yang dibangun sedemikian rupa
hingga turgor akan berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata tersebut.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menutup dan membukanya stomata, maka
kami melakukan percobaan terhadap irisan daun keladi yang di rendam dalam
larutan kalium dan kalsium.
1.2
TUJUAN
PRAKTIKUM
Untuk
melihat pengaruh ion kalium dan ion kalsium terhadap perilaku stomata tanaman Keladi.
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1
KAJIAN
TEORI
Bentuk
dan posisi stomata pada daun beragam tergantung spesies tumbuhannya. Stomata
adalah celah yang ada di antara dua sel penjaga (guard cell). Stomata pada umumnya terdapat pada permukaan bawah
daun.
Dalam proses
transpirasi, air menguap dari dinding sel-sel parenkim palisade dan parenkim
spongy ke ruang interseluler. Kedua jenis sel-sel parenkim ini secara kolektif
disebut sebagai sel-sel mesofil. Rongga udara yang relatif luas yang berada di
bawah posisi stomata di dalam daun disebut sebagai rongga substomatal. (Lakitan, 2007)
Sehelai daun mempu menguapkan air setiap
hari melebihi bobotnya sendiri. Daun dipertahankan supaya tidak layu dengan
adanya aliran transpirasi. Kebutuhan tumbuhan yang sangat besar akan air
merupakan bagian dari kerugian membuat makanan malalui fotosintesis. Sel-sel
penjaga dengan cara mengontrol ukuran stomata akan membantu menyeimbangkan
kebutuhan tumbuhan untuk menghemat air terhadap kebutuhan fotosintesis. Untuk
membuat makanan, sebuah tumbuhan harus membentangkan daunnya pada matahari dan
mendapatkan CO dari udara.
Karbondioksida akan berdifusi keluar dari daun dan oksigen yang dihasilkan
sebagai hasil sampingan fotosintesis akan berdifusi keluar dari daun melalui
stomata (Campbell, 2002).
Stomata
akan membuka jika tekanan turgor kedu sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel ayng
berpotensi air lebih tinggi ke sel yang berpotensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut.
Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotik sel akan semakin
rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara
keseluruhan potensi air akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel
penjaga, amak jmlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan. (Lakitan, 2007)
Selain sebagai tempat pengeluaran air, stomata juga berfungsi sebagai
tempat keluarnya oksigen. Dalam daun setelah karbondioksida larut, dalam
lapisan tipis cairan yang menyelaputi permukaan setiap sel di bagian dalam
daun, kemudian berdifusi ke dalam sel-sel. Sitoplasma sel-sel ini kaya akan
karbonat anhidrase yang akan mengkatalis pembentukan asam karbonat. Reaksi ini
merupakan sumber langsung CO2 untuk reaksi fotosintesis dalam
keadaan gelap. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi dengan cahaya, berdifusi
dari sel-sel ke ruang hawa intersel dan akhirnya keluar melalui stomata. (Kimball, 1983)
Berbagai faktor
lingkungan mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata terutama cahaya, ion
kalium, klorida, asam malat, konsentrasi CO2, kekurangan air, asam
absisat dan temperatur. (Santoso, 1990)
2.2
HIPOTESIS
Ion kalium akan menyebabkan membukanya
stomata, sedangkan ion kalsium akan menyebabkan menutupnya stomata.
BAB III
METODE
3.1
ALAT
DAN BAHAN
v Alat
· Elemeyer/gelas
arloji
· Pinset
· Pipet
tetes
· Pisau
silet
· Gunting
· Mikroskop
· Kaca
objek
· Kaca
penutup
v Bahan
· Daun
Keladi
· Larutan
KCl 0,2 M
· Larutan
CaCl2 0,2 M
· Akuades
3.2
CARA
KERJA
1. Daun
keladi dicuci sampai bersih, kemudian disobek bagian bawahnya hingga diperoleh
satu lapisan sel
2. Sobekan
daun tersebut dipotong kecil-kecil dan direndam dalam larutan KCl dan CaCl2
selama 3 jam.
3. Sel
yang sudah direndam tersebut diambil dan diamati melalui mikroskop.
4. Beberapa
sel diperlakukan seperti perlakuan di atas kemudian dibandingkan
5. Diamati
keadaan pembukaan stomata dan digambar.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
PENGAMATAN
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Direndam
dalam KCl 0,2 M
|
|
Direndam
dalam CaCl2 0,2 M
|
|
4.2
PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang di lakukan pada tanaman keladi
(Caladium esculanta), dapat di lihat
pengaruh ion kalium dan kalsium terhadap membuka dan menutupnya stomata.
Pada
saat perendaman irisan daun keladi di dalam larutan KCl 0,2 M selama lebih
kurang 3 jam, dapat dilihat bahwa stomata membuka. Hal ini terjadi karena
adanya akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Jika CO2
di rongga substomatal menurun, maka ion kalium akan masuk ke sel penjaga, dan
stomata akan membuka.
Sedangkan
pada perendaman irisan daun keladi di dalam larutan CaCl2 0,2 M
dengan waktu yang sama yaitu lebih kurang 3 jam, dapat dilihat bahwa stomata
menutup. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya akumulasi CaCl2 yang
berada pada dinding sel sehingga akan dikirim masuk ke sel penjaga. Sebagai
akibatnya, stomata akan tertutup.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada
tanaman keladi, dapat disimpulkan bahwa :
· Irisan
daun keladi yang di rendam di dalam larutan KCl, akan menyebabkan stomata
membuka
· Irisan
daun keladi yang di rendam di dalam larutan CaCl2, akan menyebabkan
stomata menutup.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell,
LG., 2002. Biologi jilid II edisi ke lima.
Erlanga. Jakarta
Kimball, John. 1983. Biologi jilid II
edisi ke lima. Erlangga. Jakarta
Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Santoso.
1990. Fisiologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar